REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Harga beras terus melambung tinggi di Kabupaten Bantul mengikuti nasional. Padahal, stok beras di wilayah Bantul mencukupi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul Joko Waluyo menjelaskan ketersediaan beras di Bantul masih mencukupi. Bahkan berdasarkan pantauan ke Bulog, jumlah beras yang dapat disalurkan ke masyarakat masih banyak.
"Sebetulnya kalau harga beras kan bukan kewenangan kami. Stoknya saya kira aman, karena saya sempat dampingi DPR RI ke gudang Bulog di Kalasan Jogja, tumpukannya banyak sekali," ujar Joko kepada Republika.co.id, Kamis (5/10/2023).
Ia menjelaskan bahwa luasan lahan sawah di Kabupaten Bantul relatif kecil, yakni hanya sekitar 500-1000 meter persegi. Meski demikian, stok gabah kering giling (GKG) hasil dari panen 2022 masih surplus sebesar 100 ribu ton.
Sementara, pada panen raya tahun 2023, rata-rata produksi beras di Bantul melebih rata-rata nasional yakni di kisaran 8,89 ton. "Kita tidak ada gagal panen padi. Rata-rata produksi 8,89 ton, di atas nasional, itu baru rata-rata lho, tertinggi bisa 10,9 ton," katanya.
Menurut Joko, beras yang dihasilkan oleh petani Bantul rata-rata untuk dikonsumsi sendiri dan kelebihannya baru dijual sehingga seharusnya stoknya mencukupi untuk warga Bumi Projotamansari. Akan tetapi, harga yang terus melambung tentunya membuat warga merasa keberatan dan di sisi lain dapat mendorong naik angka inflasi.
"Makanya dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) telah melakukan operasi pasar," ujarnya.
Kepala Dinas Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUKMPP) Kabupaten Bantul Agus Sulistiyana mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan operasi pasar bekerjasama dengan Bulog Kanwil Yogyakarta.
"Kami sudah mengadakan dua operasi pasar di pasar pantauan yaitu Pasar Niten dan Pasar Bantul," kata Agus.
Operasi pasar tersebut diadakan untuk menjaga ketersediaan stok beras di tingkat pedagang dan menjaga stabilitas harga beras. Jumlah beras yang digelontorkan masing-masing sebanyak 8 ton beras.
"Masing-masing sebanyak 8 ton, untuk pedagang dengan harga Rp 51 ribu per 5 kilogram," ujar Agus.
Dengan harga tersebut berarti satu kilogram beras dihargai sekitar Rp 10 ribu, lebih murah dari harga pasaran yang saat ini sekitar Rp 12 ribu per kilogram.