Ahad 08 Oct 2023 06:43 WIB

Qatar Sebut Israel Harus Bertanggung Jawab atas Meningkatnya Eskalasi di Gaza

Qatar menegaskan kembali sikapnya terhadap keadilan bagi perjuangan Palestina.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Fernan Rahadi
Mobil-mobil yang rusak dan bangunan yang hancur di Kota Ashkelon, Israel menyusul serangan rudal dari Gaza pada 7 Oktober 2023 wagte setempat.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Mobil-mobil yang rusak dan bangunan yang hancur di Kota Ashkelon, Israel menyusul serangan rudal dari Gaza pada 7 Oktober 2023 wagte setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Pemerintah Qatar pada hari Sabtu (7/10/2023), meminta Israel bertanggung jawab atas eskalasi militer yang sedang berlangsung antara gerakan perlawanan Hamas Palestina dan pasukan Israel.  

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan bahwa Israel sepenuhnya bertanggung jawab atas eskalasi yang sedang berlangsung.  

Baca Juga

"Karena pelanggarannya yang terus menerus terhadap hak-hak rakyat Palestina, termasuk serbuan berulang kali ke Masjid Al-Aqsa yang berada di bawah perlindungan polisi Israel," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar dilansir Middle East Monitor, Ahad (8/10/2023) pagi.

Kementerian Luar Negeri menegaskan kembali sikapnya yang tak tergoyahkan terhadap keadilan bagi perjuangan Palestina dan hak-hak sah rakyat Palestina, termasuk pendirian negara merdeka di perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. 

Mereka menekankan kebutuhan mendesak bagi masyarakat internasional untuk memaksa Israel menghentikan pelanggarannya yang terang-terangan" terhadap hukum internasional. Qatar meminta Israel mematuhi resolusi legitimasi internasional, dan menghormati hak-hak historis rakyat Palestina. 

Pernyataan juga dikeluarkan oleh Turkiye, Mesir, Arab Saudi dan Pakistan, yang mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dan segera menghentikan eskalasi yang sedang berlangsung.

Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata gerakan Hamas, mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka memulai Operasi Al-Aqsa dengan membanjiri serangan roket-roket yang menargetkan situs-situs musuh, bandara, dan instalasi militer.

Kepala Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh menggambarkan tindakan perlawanan ke wilayah Israel tersebut sebagai tindakan heroik dan mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan tanggapan atas kekerasan yang dilakukan oleh pasukan Israel dan pemukim ilegal terhadap warga sipil Palestina dan penyerbuan Masjid Al Aqsa.

Menanggapi hal tersebut, Perdana Menteri Israel Netanyahu mengatakan bahwa negara itu telah berperang sejak Sabtu pagi hari. Israel dan tentaranya lalu mengumumkan peluncuran Operasi Pedang Besi di Jalur Gaza, dan memulai operasi berskala besar untuk mempertahankan warga sipil Israel dari serangan gabungan yang dilancarkan Hamas terhadap Israel.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement