Selasa 10 Oct 2023 01:06 WIB

Kecelakaan Kerja di Jateng Tinggi, BPJamsostek Lakukan Intervensi

Kegiatan promotif dan preventif akan menurunkan angka kecelakaan kerja.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
  Deputi Direktur Wilayah BPJamsostek Jateng dan DIY, Cahyaning Indriasari (tengah kiri), menyerahkan secara simbolis plakat bantuan training savety driving operator alat berat.
Foto: Dokumen
Deputi Direktur Wilayah BPJamsostek Jateng dan DIY, Cahyaning Indriasari (tengah kiri), menyerahkan secara simbolis plakat bantuan training savety driving operator alat berat.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Masih tingginya angka kecelakaan kerja di Jawa Tengah, membuat BPJS Ketenagakerjaan (BPJamsostek) Kantor Wilayah Jateng dan DIY terus mendorong upaya-upaya pencegahan melalui kegiatan promotif dan preventif.

Pada 2023 ini, kegiatan promotif dan preventif dilaksanakan BPJamsostek Wilayah Jateng-DIY di lima perusahaan, yang tersebar di sejumlah daerah dengan dukungan anggaran hampir Rp 1 miliar.

Deputi Direktur Wilayah BPJamsostek Jateng dan DIY, Cahyaning Indriasari mengungkapkan, kegiatan promotif dan preventif setiap tahun dilaksanakan oleh BPJamsostek, dalam rangka mendukung Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di sejumlah perusahaan secara berkelanjutan.

“Jadi program-program juga dilakukan penyesuaian dengan melihat potensi kasus atau kondisi yang di tiap provinsi memang berbeda,” ungkapnya, usai memberikan Bantuan Promotif dan Preventif, di pabrik PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, di Bergas, Kabupaten Semarang, Senin (9/10/2023).

Khusus di Jateng, lanjutnya, kasus kecelakaan kerja masih cukup tinggi, 33.336 kasus di 2023 saja. Jadi dengan kegiatan promotif dan preventif akan menurunkan angka kecelakaan kerja, terutama yang ada di perusahaan.

Adapun bentuk dari kegiatan promotif dan preventif yang dilaksanakan oleh BPJamsostek tahun ini diwujudkan melalui pemberian bantuan 1.850 paket vitamin bagi pekerja perempuan dan pelatihan safety driving dan sertifikasi untuk 170 operator alat berat di lingkungan industri/pabrik.

Seperti contoh, di lingkungan pabrik PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, pekerja mengoperasionalkan alat berat, misalnya seperti forklift, yang benar-benar harus dikuasai oleh karyawan yang mengoperasionalkan agar aman dan berkeselamatan.

“Harapannya nanti karyawan bisa mengoperasionalkan alat berat ini dengan baik, sesuai prosedur agar angka kecelakaan kerja dapat diminalisir,” jelas dia.

Di PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk ini, masih kata Cahyaning, ada 34 orang yang dilatih, dan nanti juga ada karyawan dari lima perusahaan lain, di wilayah kerja cabang BPjamsostek Jateng dan DIY. Sehingga total berjumlah 170 orang.

Ia juga menjelaskan, karena kegiatan promotif dan preventif ini merupakan reward dari BPJamsostek kepada perusahaan, maka ada beberap kriteria yang menjadi syarat untuk bisa mendapatkan pelatihan ini.

Yang pertama, syaratnya tertib dan patuh dalam melaksanakan kewajibannya, sudah menjadi peserta minimal tiga tahun, tidak ada perusahaan daftar sebagian (PDS) baik kepesertaan maupun program.

“Selain itu juga perusahaan yang tinggi kepesertaan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)-nya maupun tidak ada klaim JKK-nya sama sekali,” jelasnya.

Cahyaning menambahkan, BPJamsostek juga sangat mendukung program return to work dan mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan kembali karyawannya yang mengalami disabilitas akibat kecelakaan kerja.

Dalam hal ini, BPJamsostek mendukung dalam bentuk penyesuaian sarana kerja yang ramah disabilitas. Salah satu program di situ ada pembangunan toilet khusus disabilitas, fasilitas parkir yang ramah disabilitas, dan membuat jalur kursi roda.

“Jadi total yang digelontorkan oleh BPJamsostek untuk kegiatan promotif dan preventif tahun ini total mencapai Rp 997,5 juta atau hampir Rp 1 miliar,” kata dia.

Sementara itu, Factory Head PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Wahyu Widayani mengapresiasi, BPJamsostek yang telah memberikan kesempatan karyawannya menerima training safety driving ini.

Karena di lingkungan pabriknya juga mengoperasionalkan banyak alat berat untuk mendukung operasional pabrik. “Terlebih kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung K3 dan meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja,” ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement