Selasa 10 Oct 2023 16:05 WIB

Puluhan Siswa Pembatik Cilik Diberi Tabungan Pendidikan 

Para pembatik cilik mampu menghasilkan produk batik tulis berkualitas.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Fernan Rahadi
Acara perayaan Hari Batik Nasional di SDN Jigudan, Kalurahan Triharjo, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Selasa (10/10/2023).
Foto: Republika/Idealisa Masyrafina
Acara perayaan Hari Batik Nasional di SDN Jigudan, Kalurahan Triharjo, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Selasa (10/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Empat orang siswa tampak gembira menjadi perwakilan untuk menerima tabungan pendidikan di sekolahnya, SDN Jigudan, Kabupaten Bantul, DIY. Tabungan ini nantinya akan digunakan untuk menabung uang hasil penjualan batik yang dibuatnya di Komunitas Pembatik Cilik.

Komunitas Pembatik Cilik merupakan inisiasi Yayasan Pendidikan Astra-Michael D Ruslim (YPA-MDR) yang diadakan di Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, dan Kapanewon Pandak, Bantul. Untuk di Pandak, ada sebanyak 92 siswa dari empat sekolah binaan Astra yakni SDN Jigudan, SDN Ciren, SDN Gunturan dan SMPN 4 Pandak yang menjadi binaan Komunitas Pembatik Cilik. 

"Ada 92 siswa yang ikut dalam Komunitas Pembatik Cilik. Masing-masing sekolah dipilih minimal sebanyak 10-12 orang untuk dibina," ujar Pembina Komunitas Pembatik Cilik, Anjani Sekar Arum saat ditemui dalam perayaan Hari Batik Nasional di SDN Jigudan, Kalurahan Triharjo, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul, Selasa (10/10/2023).

Menurut Anjani, meski komunitas ini baru dibentuk pada 2021, namun para pembatik cilik mampu menunjukkan kemampuan mereka dalam menghasilkan produk batik tulis berkualitas. Mereka juga menjadi bagian dalam mempromosikan budaya batik melalui kampung wisata edukasi batik pembatik cilik di Padukuhan Gunting, Kalurahan Gilangharjo yang diluncurkan pada 2022 lalu.

Melalui YPA-MDR, hasil batik kreasi para siswa ini telah diikutsertakan berbagai pameran nasional yang turut menaikkan nilai jual batik mereka. Bahkan, cukup banyak karya batik mereka terjual dengan harga kisaran Rp 500 ribu hingga Rp 2,5 juta.

"Hasil karya mereka akan masuk ke tabungan pendidikan. Ini dilakukan untuk menghindari eksploitasi anak dan menjadi motivasi siswa untuk menghasilkan uang dan untuk pendidikan mereka selanjutnya," jelas Anjani.

Komunitas Pembatik Cilik ini didirikan untuk regenerasi pembatik di kampung batik di Dukuh Gunting, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak. Menurut Dukuh Gunting, Tumilan, dulunya mayoritas warga di Gilangharjo merupakan pembatik. Namun saat ini, jumlah tersebut menurun hingga sekitar 20 persen.

"Di Pandak tidak banyak yang membatik, dulu di kampung kami saja mayoritas hampir separuh lebih, sekarang hanya tinggal 10-20 persennya," tutur Tumilan.

Upaya regenerasi pembatik ini juga dilakukan dengan menjadikan anak-anak Komunitas Pembatik Cilik sebagai pemandu wisata bagi para wisatawan yang datang ke kampung wisata batik. Di sana, mereka akan mengajarkan batik untuk para wisatawan yang hadir.

Tidak hanya itu, mereka juga akan menjadi model peragaan busana batik untuk batik kreasi mereka sendiri. Harapannya komunitas ini dapat menciptakan generasi baru yang mencintai budaya batik.

"Mimpi kita jangan sampai generasi batik punah," kata Tumilan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement