Kamis 19 Oct 2023 16:32 WIB

Literasi-Edukasi Keuangan Program CERITA Sasar Siswa Sekolah Bantul

Program ini juga memberikan bantuan fasilitas prasarana sekolah.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Direktur PermataBank Herwin Bustaman memberikan bantuan kepada SDU Muhammadiyah Lemahdadi, Bantul.
Foto: Idealisa Masyrafina
Direktur PermataBank Herwin Bustaman memberikan bantuan kepada SDU Muhammadiyah Lemahdadi, Bantul.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -– Masih rendahnya literasi keuangan di masyarakat menjadi salah satu fokus utama PermataBank untuk secara konsisten menggaungkan pentingnya menyebarkan pengetahuan terkait uang dan bank sejak dini, salah satunya dilakukan melalui program CERITA (Cinta dan Edukasi daRI kiTA).

Kegiatan ini diadakan untuk menyambut Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2023 OJK, dimana OJK mengangkat tema Akses Keuangan Merata, Masyarakat Sejahtera dan juga sebagai kontribusi dalam Program Ayo Menabung yang dicanangkan oleh Bank Indonesia.

CERITA menjadi salah satu program PermataHati, unit CSR di PermataBank, yang diadakan setiap tahun dalam bentuk edukasi literasi keuangan kepada generasi muda, dengan tiga pilar utama PermataHati CSR yaitu Education, Empowerment, dan Enhancement.

Ada yang menarik dalam perayaan tahun ini, karena selain bertepatan dengan hari jadi PermataBank ke-21, CERITA dilaksanakan di 21 kota strategis yang tersebar di sembilan daerah operasional PermataBank, dan diikuti oleh siswa/i sekolah tingkat TK/SD/SMP/SMA/SLB.

Kegiatan ini dilakukan secara serentak pada 19 Oktober 2023 dan didukung oleh perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dan yang diwakili Dinas Pendidikan Pemerintah Daerah.

Direktur PermataBank Herwin Bustaman menjelaskan PermataBank percaya edukasi keuangan dan kecerdasan finansial adalah bekal yang sangat penting untuk membangun generasi muda Indonesia yang cerdas, serta memiliki kemampuan memahami dan menerapkan keterampilan manajemen keuangan secara merata hingga di pelosok Indonesia.

"Untuk itu, tahun ini, kami menyelaraskan tema besar BIK dengan tema dari program CERITA yaitu “Melayani #DenganHati.” Kegiatan tahun ini, kami kembali menurunkan total sekitar 1.000 Employee Volunteers (EVO) sebagai penggerak di masing-masing kota untuk memberikan edukasi literasi keuangan bagi generasi muda," jelas Herwin dalam acara yang diadakan di SD Unggulan Muhammadiyah Lemahdadi, Bantul, Kamis (19/10/2023).

Menurut Herwin, kegiatan ini difokuskan untuk memperluas literasi keuangan di kalangan pelajar. Kendati begitu ia tidak menampik bahwa literasi keuangan akan meningkatkan jumlah rekening tabungan simpanan pelajar.

"Kami tidak menargetkan untuk pertumbuhan tabungan Simpel, memang hanya untuk memperluas literasi keuangan," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bagian Pengawasan IKNB, Pasar Modal dan EPK Kantor OJK DIY Dinavia Tri Riandari menjelaskan dalam Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) pada 2022, indeks literasi nasional yakni 49,68 persen dengan literasi di kalangan pelajar 47,56 persen. Khusus untuk DI Yogyakarta, indeks literasinya lebih tinggi daripada nasional yakni 54,55 persen.

Sedangkan indeks inklusi, atau yang menggunakan jasa keuangan yakni 85,10 persen di tingkat nasional. Untuk di DIY indeks inklusi lebih rendah sedikit yakni 82,08 persen, dengan indeks inklusi kalangan pelajar 77,80 persen. "Jadi ini menunjukkan masih ada gap antara literasi dan inklusi," kata Dinavia.

Untuk prioritas sasaran literasi dan inklusi keuangan pada 2023, pelajar merupakan salah satu targetnya, selain UMKM, difabel, dan kalangan perempuan. "Harapannya akses keuangan merata masyarakat sejahtera," ujarnya.

Plh Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan BI DIY, Agung Budilaksono menambahkan, dalam literasi keuangan juga penting untuk melakukan edukasi Cinta, Bangga dan Paham (CBP) Rupiah. Menurutnya hal ini penting karena rupiah bukan hanya sekedar alat tukar dalam perekonomian, melainkan juga sebagai bentuk kedaulatan negara.

Ia mencontohkan sebelumnya dua pulau terluar di Indonesia lepas ke negara tetangga karena bertransaksi tidak menggunakan rupiah. "Jadi penting edukasi bagaimana mengelola uang rupiah, bukan hanya sebagai sarana pembayaran tapi kebanggaan dan kedaulatan kita juga," kata Agung.

Selain itu, BI juga akan mengedukasi mengenai cara memperlakukan uang dengan baik. Karena uang yang rusak nantinya akan ditarik peredarannya dan untuk mengganti uang fisik yang akan diedarkan diperlukan biaya yang tidak sedikit.

Di samping pengajaran literasi keuangan, program ini juga memberikan bantuan fasilitas prasarana sekolah, seperti perbaikan kelas, sarana olahraga, perpustakaan, ataupun fasilitas lain di area sekolah, termasuk alat bantu mengajar.

PermataBank selalu mengemas CERITA dari tahun ke tahun secara menyenangkan dan disampaikan secara langsung atau tatap muka bersama para EVO dengan menggunakan materi MODul finansiAL (MODAL).

MODAL menjadi bahan pembelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik yang berisikan pengetahuan dasar keuangan dan perbankan berdasarkan tingkatan pendidikan dan usia para siswa/i.

Selama penyelenggaraannya seluruh EVO disambut oleh kepala sekolah, guru, serta ribuan siswa/i kota-kota terpilih tahun ini. Sejak pertama kali diluncurkan pada 2016 hingga saat ini, CERITA telah menjangkau lebih dari 43 ribu penerima manfaat dan 330 sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement