Jumat 20 Oct 2023 20:43 WIB

Ancora Tekankan Kolaborasi Kunci Konsep Circular Economy

Penerapan circular economy yang tepat dipandang bisa memberi manfaat bagi lingkungan.

Ancora Foundation bersama Coca-Cola melalui gerakan edukasi #BeraniMengubah mengadakan diskusi bersama dengan media untuk memahami konsep circular economy dan permasalahan kemasan plastik bekas pakai di kehidupan sehari-hari, Jumat (20/10/2023).
Foto: dokpri
Ancora Foundation bersama Coca-Cola melalui gerakan edukasi #BeraniMengubah mengadakan diskusi bersama dengan media untuk memahami konsep circular economy dan permasalahan kemasan plastik bekas pakai di kehidupan sehari-hari, Jumat (20/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Ancora Foundation bersama Coca-Cola melalui gerakan edukasi #BeraniMengubah mengadakan diskusi bersama dengan media untuk memahami konsep circular economy dan permasalahan kemasan plastik bekas pakai di kehidupan sehari-hari. Inisiatif #BeraniMengubah sudah dilakukan sejak tahun 2019, yang bertujuan untuk dapat mengedukasi masyarakat melalui media. 

Kali ini, gerakan edukasi #BeraniMengubah hadir pertama kali di Yogyakarta untuk membahas mengenai ‘Manfaat Ekonomi, Sosial dan Lingkungan dari Implementasi Circular Economy di Indonesia’, dengan menghadirkan para pembicara ahli di antaranya Pakar Perdagangan Dunia dan Ekonomi Politik Internasional dari UGM, Riza Noer Arfani,  Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fisipol UGM dan Peneliti Mundane Circular Economy, Suci Lestari Yuana, Executive Director Ancora Foundation Ahmad Zakky Habibie, serta  Communications Manager Coca-Cola, Fauziah Syafarina Nasution.

"Edukasi menjadi kunci dalam pelaksanaan inisiasi penanaman pengetahuan circular economy terkait pengelolaan kemasan plastik bekas pakai dan dampaknya yang berkelanjutan. Diharapkan dengan pemahaman yang tepat, semua stakeholder dapat berperan serta dan memberikan dampak positif terhadap penerapan circular economy,” Direktur Eksekutif Ancora Foundation, Ahmad Zakky Habibie, dalam siaran pers, Jumat (20/10/2023).

Ancora Foundation melalui ‘Plastic Reborn’ telah melakukan berbagai kegiatan dalam bentuk pilar edukasi dan pemberdayaan, di antaranya edukasi terhadap 55 ribu pelajar, mahasiswa dan masyarakat di Indonesia sejak tahun 2017. Tak hanya itu, ‘Plastic Reborn’ juga melakukan pendampingan bagi talenta muda pegiat teknologi digital terkait manajemen kemasan plastik bekas pakai mulai tahun 2019, dan juga pemberdayaan sektor informal mulai tahun 2021 dengan memperkenalkan penggunaan aplikasi digital agar sistem pengumpulannya semakin efektif, sekaligus mengedukasi dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Penerapan circular economy yang tepat dipandang dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar, mulai dari memberikan kehidupan kedua bagi plastik kemasan bekas pakai hingga memberikan lapangan kerja bagi masyarakat. "Pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan nampak sebagai dua hal yang sulit diraih secara bersamaan. Dengan hadirnya circular economy, diyakini menjadi jembatan bagi perdebatan tersebut. Kolaborasi merupakan kunci untuk implementasi circular economy maksimal dalam upaya mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik,” kata Riza Noer Arfani.

Kebijakan dan program dirancang untuk mengatasi, memitigasi, atau membantu masyarakat beradaptasi terhadap perubahan iklim dan berupaya menuju pertumbuhan ramah lingkungan melalui industri ramah lingkungan. Ditemui pada sesi diskusi ‘Bincang Circular Economy bersama #BeraniMengubah’ pada hari ini, Jumat (20/10/2023), Suci Lestari Yuana, menyampaikan bahwa masyarakat memiliki peranan penting dalam proses pengelolaan kemasan plastik bekas pakai. 

“Meningkatkan kesadaran masyarakat akan hal tersebut dapat dilakukan dengan edukasi melalui sektor pendidikan.  Gagasan ‘Sekolah Sirkular’ hadir dalam bentuk ‘Indonesia Green Principal Award’ atau IGPA, sebuah workshop sebagai upaya untuk praktik-praktik circular economy dalam pengajaran dan tata kelola sekolah sehari-hari. IGPA mengajak para kepala sekolah untuk bertindak sebagai perubahan dan memulai transformasi ‘Sekolah Sirkuler’ di level sekolah dan lingkungan sekitar sekolah,” katanya.

Dalam workshop IGPA yang biasanya berlangsung selama tioga hari, para kepala sekolah diajak berdiskusi dan berbagi tentang praktik-praktik circular economy yang ada di Yogyakarta. Misalnya, para kepala sekolah diperkenalkan dengan kajian-kajian circular economy di PSPD UGM, lalu diajak melihat praktik pengelolaan sampah di TPS Randu UGM, diperkenalkan pada praktik memanen air hujan di ‘Sekolah Air Hujan’, dan masih banyak lagi.

Pada kesempatan yang sama, Fauziah Syafarina Nasution mengatakan di Coca-Cola, pihaknya menyadari urgensi dan kompleksitas  dari kemasan plastik bekas pakai di Indonesia. 'Tidak ada entitas tunggal yang dapat mengatasi tantangan ini sendirian. Kolaborasi atau partnership antar lintas organisasi menjadi kunci penting untuk mendorong penerapan circular economy di Indonesia,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement