Ahad 29 Oct 2023 04:31 WIB

Terdampak Kemarau Panjang, Produksi Beras di Bantul Turun Signifikan

Para petani beralih ke tanaman palawija.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Petani memotong tanaman padi saat panen di Pundong, Bantul, DI Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petani memotong tanaman padi saat panen di Pundong, Bantul, DI Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL - Produksi tanaman pangan di Kabupaten Bantul, DIY, terdampak fenomena el Nino. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) setempat menyebutkan, salah satu yang terdampak signifikan adalah produksi beras.

Kepala DPKP Bantul, Joko Waluyo menjelaskan, produksi padi petani di Bantul menurun secara signifikan akibat lahan pertanian seluas 1,500 hektare tidak lagi ditanami padi selama musim kemarau panjang.

Minimnya air selama fenomena el Nino ini menyebabkan petani harus beralih menanam tanaman palawija yang tidak memerlukan banyak air.

"Selama musim kemarau para petani tidak menanam padi yang memerlukan banyak air. Mereka beralih ke tanaman palawija seperti bawang merah, jagung ataupun kacang tanah," ujar Joko Waluyo.

Ini menyebabkan produksi beras pada 2023 terdampak sangat signifikan. Ini dapat terlihat dari surplus gabah kering giling (GKG) yang menurun dibandingkan pada 2022.

"Pada 2022, Bantul surplus 100 ribu ton gabah kering giling. Sedangkan di 2023 menurun menjadi 85 ribu ton gabah kering giling," katanya.

Menurut Joko, hal ini memang tidak bisa dipungkiri. Untuk mengantisipasi dampak negatif fenomena el Nino, sejak awal tahun pihaknya telah menerjunkan ke para petani agar beralih ke tanaman palawija.

Antisipasi itu telah mampu meminimalisir kerugian petani dengan adanya peningkatan panen terhadap tanaman palawija. Bahkan di wilayah selatan Bantul, lahan pasir dimanfaatkan para petani untuk menanam tanaman holtikultura khususnya bawang merah dan cabai.

Kendati begitu, DKPP memastikan produksi beras akan kembali meningkat pada 2024, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait turunnya hujan pada Desember mendatang.

Sementara itu, pihaknya juga berupaya agar dapat membantu permasalahan irigasi pertanian yang menurun akibat musim kemarau panjang. Salah satu upaya yang dilakukan yakni menyalurkan pompa air ke para petani dari sumber air yang berasal dari sumur dangkal.

"Oleh karena itu kami berharap agar masyarakat dapat lebih efisien dan menanam tanaman pangan yang tidak membutuhkan banyak air selama El Nino melanda," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement