Senin 20 Nov 2023 09:12 WIB

Sylviana Murni Ingatkan Dosen untuk tidak Menjadi 'Killer'

Acara yudisium ibarat ijab kabul saat orang menikah, sementara wisuda adalah pestanya

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Fernan Rahadi
Sylviana Murni
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sylviana Murni

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPD RI dari Dapil DKI Jakarta, Sylviana Murni, mengingatkan para dosen untuk tidak menjadi seorang yang dicap 'killer'. Menurut Sylviana, disiplin memang penting, tapi dia menyayangkan kalau hanya karena persoalan kecil mahasiswa menjadi terhambat kelulusannya hingga tahun berikutnya.

"Saya tidak membela mahasiswa saya hanya mengingatkan dosen. Dosen harus menghargai, datang saja sudah satu poin saya berikan," ucap Sylviana dalam siaran pers, Senin (20/11/2023).

Hal itu dia sampaikan saat menjadi tamu pada Yudisium Sarjana Universitas Jakarta, Jakarta, beberapa waktu lalu. Di kampus swasta di DKI Jakarta yang berdiri sejak tahun 1964 itu Sylviana juga menyampaikan akhlak sangat penting dalam mewujudkan cita-cita kita dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.

“Indonesia Emas Insya Allah akan kita gapai kalau kita sadar bahwa ini adalah peluang emas bagi kalian yang muda-muda yang hari ini yudisium," jelas dia.

Sylviana juga mengatakan, kelulusan 207 mahasiswa Universitas Jakarta adalah hal yang membanggakan bagi para orang tua yang ingin anaknya lebih baik dari pada dirinya. Sebab itu, dia meminta mereka untuk membuktikan ilmu yang sudah didapat di perkuliahan dapat bermanfaat.

"Jadi buktikan bahwa ilmu kalian itu bermanfaat, bukan cuma sekadar ada ijazah kemudian ditampilkan di Snap Video 'Bahwa gue nih sudah lulus' walaupun nyontek sana-sini, ada juga yang pakai joki. Saya tahu karena saya mengajar dari tahun 81," tutur dia.

Dari 207 mahasiswa itu, 102 mahasiswa berasal dari Fakultas Hukum, sisanya dari Fakultas Ilmu Administrasi sebanyak 95 mahasiswa, dan Fakultas Teknik sebanyak 10 mahasiswa. Acara itu dilakukan pada Sabtu (18/11/2023) lalu.

Rektor Universitas Jakarta Shafiria Sada Manaf dalam kata sambutannya mengatakan, acara yudisium ibarat ijab kabul saat orang menikah, sementara wisuda adalah pestanya. Jadi, kata dia, itulah yang membedakan antara wisuda dengan yudisium.

"Karena Yudisium itu menunjukan bahwa kalian sudah mencapai kelulusan dan kerja keras kalian selama empat tahun itu disini hasilnya lulus. Jadi kalian bisa berpuas hati, tapi sedikit jangan banyak-banyak," kata dia.

Yudisium adalah hanya salah satu tahapan formal dari keseluruhan proses belajar yang telah mahasiswa lewati untuk mendapatkan gelar kesarjanaan yang sudah dinanti-nantikan. Tapi, kata dia, sarjana bisa jadi akan menjadi ornamen seperti casing handphone.

"Gelar tambahan sarjana atas pencapaian formal saudara akan tetapi janganlah saudara cepat berpuas diri, cepat berbangga diri, dan merasa hebat karena sudah menjadi sarjana. Jadi setelah acara ini pun kalian harus terus belajar," katanya.

Dia juga mengatakan, selain teknologi, bangsa ini juga akan dihadapkan dengan bonus demografi, yaitu karena usia produktif akan lebih besar jumlahnya dibanding usia tidak produktif. Pada 2030, usia produktif sekitar 62 persen dan itulah yang disebut Indonesia Emas 2045.

"Karena itu hari ini adalah momentum emas bagi saudara semua sebagai generasi emas, masa depan Indonesia harus terus belajar meningkatkan segala potensi diri kalian baik yang sudah dapatkan selama kuliah di Universitas Jakarta ataupun di luar," kata dia.

Dalam konteks menghadapi Indonesia Emas pada tahun 2045, dia menegaskan, Universitas Jakarta adalah bagian terpenting dan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia. Sebab sumber daya manusia adalah salah satu faktor utama penentu perwujudan Indonesia Emas itu sendiri.

“Saya ucapkan selamat atas kelulusan saudara dalam menjadi sarjana strata 1 Universitas Jakarta. Pesan saya adalah Jagalah nama baik Kampus serta jadilah contoh yang baik bagi adik-adik kelas kalian. Kesuksesan kalian merupakan kebanggan bagi kami," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement