REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya rambu dan palang pintu yang harus terpasang di tiap perlintasan kereta api (KA).
"Kami menyampaikan bela sungkawa atas kecelakaan di perlintasan KA tanpa palang pintu di Lumajang, yang menyebabkan sebanyak 11 korban meninggal dunia dan empar orang luka berat," katanya di Surabaya.
Gubernur tidak ingin kecelakaan serupa kembali terjadi. Maka menurutnya kejadian ini mengingatkan pentingnya keberadaan palang pintu dan pos beserta penjaganya di tiap-tiap lintasan KA, serta melengkapi peringatan dini kepada masyarakat melalui rambu-rambu lalu lintas.
"Palang pintu juga merupakan bagian dari sistem peringatan dini. Kita harus pastikan bersama bahwa kasus-kasus kecelakaan di palang pintu tanpa penjagaan diminimalkan secara masif," ujarnya.
Untuk itu, Gubernur Khofifah mengimbau kepada bupati dan wali kota se-Jatim agar dapat melengkapi perlintasan KA dengan palang pintu beserta pos dan penjaganya.
Mantan menteri sosial itu menandaskan sosialisasi demi meningkatkan kewaspadaan sosial bagi masyarakat juga penting dilakukan. Menurutnya jika kewaspadaan sosial meningkat maka masyarakat bisa menjaga keamanan perlintasan KA.
"Kepada seluruh elemen masyarakat dan organisasi kemasyarakatan mari bersama-sama turut mengedukasi berlalu lintas yang aman," katanya.
Mengacu data Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim, tercatat sebanyak 1.300 perlintasan KA, dengan rincian 1.135 perlintasan sebidang dan 165 perlintasan tidak sebidang.
Sementara di 2023 Pemprov Jatim sedang dalam proses membangun sebanyak 37 unit palang pintu menggunakan dana Perubahan Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) November - Desember 2023.
"Ada beberapa daerah di Jatim yang masih banyak memiliki perlintasan KA tanpa palang pintu dan penjagaan. Ini menjadi bahan evaluasi kita bersama. Penting untuk segera kita tindak lanjuti bersama agar keselamatan berlalu lintas senantiasa terjaga," ujar dia.