Sabtu 09 Dec 2023 16:05 WIB

Pemprov Jateng Gelar Operasi Pasar Cabai

Operasi pasar Pemprov Jawa Tengah ini menyasar tiga pasar utama.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Pedagang cabai di Pasar Babadan, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jumat (8/12). Komoditas cabai terus mengalami lonjakan harga hingga Pemprov Jawa Tengah harus menggelar operasi pasar guna mengendalikan harga komoditas ini.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Pedagang cabai di Pasar Babadan, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jumat (8/12). Komoditas cabai terus mengalami lonjakan harga hingga Pemprov Jawa Tengah harus menggelar operasi pasar guna mengendalikan harga komoditas ini.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menyusul terjadinya lonjakan harga cabai di tingkat konsumen, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah menggelar operasi pasar untuk menstabilkan harga salah satu komoditas hortikultura ini.

Di sejumlah pasar tradisional sampai dengan Sabtu (9/12/2023) ini, harga cabai di tingkat konsumen masih menyentuh Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram, untuk berbagai jenis komoditas cabai.

Operasi pasar yang dilaksanakan oleh Pemprov Jawa Tengah ini menyasar tiga pasar utama di Kota Semarang dengan menjual cabai dengan harga yang lebih terjangkau, Rp 69 ribu hingga Rp Rp 78 ribu per kilogram.

Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jawa Tengah, July Emmylia mengungkapkan, operasi pasar cabai kali ini difasilitasi oleh BUMD PT Jateng Agro Berdikari, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) dan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah.

Operasi pasar komoditas cabai ini digelar di Pasar Karangayu, Pasar Peterongan dan Pasar Gayamsari, Kota Semarang, Sabtu pagi mulai pukul 04.00 WIB. "Sebanyak 1 ton cabai dijual dengan harga murah, di tiga pasar tersebut," ungkapnya, di Semarang, Jawa Tengah.

Emmy juga menyampaikan, operasi pasar komoditas cabai akan digelar selama se-pekan ke depan, hingga harga cabai di tingkat konsumen dapat diturunkan, sesuai dengan instruksi langsung dari Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah.

Jadi, jelas Emmy, operasi pasar ini digelar untuk menekan dan menstabilkan harga komoditas cabai yang masih melonjak. Sehingga masyarakat tidak terbebani oleh ekonomi yang berbiaya tinggi.

Menurutnya, tren kenaikan harga cabai di tingkat konsumen antara lain disebabkan oleh produksi di tingkat petani yang belum normal setelah terjadi kemarau yang berkepanjangan akibat fenomena El Nino.

Maka diperlukan langkah-langkah strategis (seperti operasi pasar) dengan harapan dapat mempengaruhi dampak psikologis pasar yang turut memicu lonjakan harga komoditas cabai di pasaran.

Sebab, cabai masih tersedia dan harganya pun wajar. Namun karena masyarakat panik dan diduga ada sejumlah pihak tak bertanggungjawab yang kemudian ikut mempermainkan harga. "Ini sebagai referensi harga dan ketersediaan barang," katanya.

Emmy juga menyampaikan untuk operasi pasar cabai kali ini Pemprov Jawa Tengah mengambil langsung dari para petani di sejumlah daerah, seperti Wonosobo, Boyolali dan Temanggung.

Dari komponen harga jual operasi pasar cabai ini, Pemprov Jawa Tengah memberikan subsidi sebesar Rp 10 ribu per kilogram. Sehingga masyarakat bisa membeli cabai dengan harga kisaran Rp Rp 69 ribu hingga Rp Rp 78 ribu per kilogram.

"Nantinya, operasi pasar komoditas cabai ini juga akan menyasar sejumlah daerah yang lonjakan harganya terpantau cukup tinggi, seperti di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Blora dan juga Kabupaten Batang," ungkapnya.

Salah seorang konsumen yang dikonfimasi di sela pelaksanaan operasi pasar, Abdul (52) mengaku, sangat terbantu dengan adanya operasi pasar komoditas cabai, yang dilgelar oleh Pemprov Jawa Tengah kali ini.

Menurutnya, kenaikan harga cabai di pasaran (tingkat konsumen) sudah bertahan dalam beberapa bulan terakhir dan hingga hari ini masih menyentuh level harga Rp 90 ribu per kilogram.

Jika dibandingkan dengan harga jual operasi pasar selisihnya cukup lumayan dan baginya sangat membantu. Selaku konsumen ia pun berharap, langkah Pemprov Jawa Tengah ini akan membantu menurunkan harga cabai.

Karena jenis usaha yang dijalankannya memang sangat bergantung pada komoditas cabai. “Yang menjadi persoalan harga cabai cukup mahal, sedangkan konsumen makanan kita rata- rata ingin citarasa yang pedas," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement