Senin 11 Dec 2023 21:48 WIB

Konstruksi Penahan Luapan Sungai Pengkol Semarang Diperkuat Cegah Banjir

Pembuatan bronjongnya perlu diprioritaskan oleh BBWS.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat meninjau program prmbuatan kisdam prnahan luapan air sungai di Perumahan Kluster Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Foto: Bowo Pribadi
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat meninjau program prmbuatan kisdam prnahan luapan air sungai di Perumahan Kluster Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Saat meninjau selesainya pengerjaan kisdam di lingkungan Perum Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu masih menghendaki beberapa hal guna memperkuat konstruksi panahan luapan air sungai tersebut.

Hal ini untuk memastikan agar lingkungan permukiman warga yang sebelumnya sempat tersapu oleh luapan air Sungai Pengkol tersebut betul-betul aman, pada saat menghadapi puncak musim penghujan.

"Alhamdulillah, saya pastikan sudah on the track dan telah dibuat konstruksi penahan berlapis, mulai dari bronjong, penguatan dengan platik membran, juga sandbag," ungkap wali kota, Senin (11/12).

Hanya saja, lanjut Hevearita, di titik pengkolan aliran sungai yang sebelumnya menyebabkan banjir dan mengakibatkan korban jiwa masih dilakukan penyelesaian pekerjaan penguatan penahan luapan air oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana.

"Saya minta pembuatan bronjongnya diprioritaskan oleh BBWS, supaya pada saat puncak musim hujan sekitar Februari 2024 nanti, konstruksinya sudah mateng dan betul-betul kuat untuk menahan saat debit air sungai melonjak," tegasnya.

Ita juga menyampaikan, agar dilakukan pendekatan dengan masyarakat yang menanam jagung di lokasi yang dahulunya merupakan embung dan sebenarnya merupakan saluran terusan dapat diselesaikan dengan baik.

Termasuk juga 'sesek-sesek' yang juga difungsikan untuk penahan air yang telah dipasang tahun lalu agar diperkuat dengan bambu yang baru. Sebab itu kan sudah dipasang tahun kemarin, mungkin sudah tua dan ada beberapa bagian yang harus diganti dan kalau bisa diperkuat lagi dengan bio bag.

Pun adanya salah seorang warga yang masih menolak jika lahannya dipakai untuk memasang sandbag atau bio bag, agar dilakukan pendekatan oleh pihak kelurahan. Begitu pula normalisasi satu gorong-gorong agar jika ada air luapan tidak terhambat dan mengakibatkan genangan.

"Saya minta kelurahan nanti segera bersurat kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU), karena gorong gorong ini ada di lingkungan warga untuk ditangani secepatnya agar dapat berfungsi optimal," ujarnya.

Apabila anggaran PU kurang, lanjut Hevearita, bisa digeserkan dari Dana Tak Terduga (DTT) karena penanganan ini masih dalam rangka tanggap darurat. Sehingga nanti bisa diusulkan oleh PU karena ini untuk memperkuat.

"Lebih baik kita melakukan pencegahan dan mengantisipasi dari jauh hari, dari pada harus menangani atau berbuat setelah musibah terjadi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement