Kamis 11 Jan 2024 06:37 WIB

Dinkes Klaten Ungkap Hasil Tes 30 Anak Negatif Polio

Klaten telah menetapkan status KLB polio lantaran satu kasus positif.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Partikel virus polio (ilustrasi)
Foto: Sarah Poser, Meredith Boyter Newlove/CDC via
Partikel virus polio (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengungkapkan hasil uji feses kepada 30 anak yang hasilnya negatif dari virus polio. 

"Hasilnya negatif semua (di 30 anak). Semoga ora ono (tidak ada-Red) penularan. Lingkungan di Klaten sehat," kata kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten Anggit Budiarto ketika dihubungi awak media, Rabu (10/1/2024). 

Di sisi lain, anak perempuan berusia 6 tahun di daerah Kecamatan Manisrenggo yang sebelumnya dinyatakan positif polio sudah menunjukkan tanda-tanda membaik. Ia juga dirawat oleh fisioterapi untuk penguatan kakinya. 

"Kondisi anaknya membaik secara fungsional penggunaan ekstremitas kakinya, tetap rutin dilakukan fisioterapi dua kali seminggu di puskesmas Manisrenggo," katanya. 

Pihaknya mengatakan anak tersebut masih akan terus dipantau hingga kondisinya kembali normal. Namun, hingga kini ia masih dijadwalkan periksa di RS Sardjito Yogyakarta. 

"Dijadwalkan kontrol lagi di Sardjito sebulan lagi, kontrol terakhir 4 Januari. Dipantau sampai dalam batas normal. Kakinya menunjukkan penguatan," katanya. 

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) polio lantaran satu kasus positif di Kecamatan Manisrenggo, Klaten.

"Sesuai UU Kesehatan, adanya kasus baru dan sebelumnya belum ada kasus, dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB)," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten Anggit Budiarto di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ketika dihubungi awak media, Kamis, (4/1/2024). 

Anggit menjelaskan penetapan KLB dilakukan usai temuan satu kasus positif pada anak perempuan berusia enam tahun di daerah Kecamatan Manisrenggo. Hal tersebut dimulai ketika anak tersebut mengalami demam usai perjalanan ke Madura. 

"Saat itu dilakukan surveilans, diawali dari perjalanan ke Sampang, Madura. Pulang kampung karena ibunya lahiran, di sana selama 1,5 bulan. Pulang dari sana, setelah empat hari demam," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement