Kamis 11 Jan 2024 20:53 WIB

Dampak Longsor di Banjarnegara, 45 Keluarga Mengungsi

Titik Longsor di satu kecamatan dilaporkan bisa lebih dari sepuluh.

Rep: Antara/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Longsor.
Foto: Antara/Anis Efizudin
(ILUSTRASI) Longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, melaporkan kejadian longsor di sejumlah kecamatan sejak awal Januari 2024. Akibat dampak longsor itu sebanyak 45 kepala keluarga (KK) mengungsi sementara.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Banjarnegara Andri Sulistyo mengatakan, longsor terjadi di lima kecamatan, yaitu Banjarmangu, Punggelan, Pandanarum, Wanayasa, dan Pagentan.

Baca Juga

“Kalau titik longsornya cukup banyak karena dalam satu kecamatan bisa mencapai lebih dari sepuluh titik. Pengungsi dari lima kecamatan itu sudah mencapai 45 keluarga atau kurang lebih 161 jiwa,” ujar Andri di Banjarnegara, Kamis (11/1/2024).

Andri mengatakan, pihaknya berupaya menempatkan para pengungsi di lokasi yang aman dan memenuhi kebutuhan dasarnya. Menurut dia, BPBD Kabupaten Banjarnegara juga membuka pos lapangan dan mengerahkan sumber daya sukarelawan untuk melakukan langkah-langkah penanganan, serta upaya mitigasi.

“Kami juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan segera melakukan evakuasi mandiri jika terjadi hujan yang terus-menerus karena saat sekarang terjadi cuaca ekstrem,” kata Andri.

Menurut Andri, tim dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang dipimpin Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Lilik Kurniawan, telah memberikan dukungan operasional mengingat kejadian bencana di Banjarnegara cukup masif.

Andri mengatakan, Penjabat Bupati Banjarnegara Tri Harso Widirahmanto telah menetapkan status siaga darurat bencana hingga 10 Maret 2024. Untuk status tanggap daruratnya, kata dia, tengah dikaji. 

“Pak Bupati minta rapat dengan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) Banjarnegara untuk status tanggap daruratnya karena berdampak luas, ada jalan, ada rumah, ada rumah ibadah. Nah, kami sedang menginventarisasi untuk melengkapi kebutuhan sebagai dasar meningkatkan status darurat,” kata Andri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement