Jumat 26 Jan 2024 04:43 WIB

Muhammadiyah Berangkatkan Tim Advance ke Mesir 

Muhammadiyah ingin melancarkan misi pendirian rumah sakit darurat.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi
Logo Muhammadiyah.
Foto: Antara
Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC)  memberangkatkan tim advance yang berjumlah lima orang ke Mesir pada Selasa (23/1/2024) malam. Keberangkatan tim tersebut dilepas oleh Bendahara Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof H Hilman Latief di Gedung Pusat Muhammadiyah, Jakarta Pusat. 

Lima peserta yang diberangkatkan di antaranya Naibul Umam, dr Tri Yunanto Arliono, Wahyu Pristiawan, Huda Khairun Nahar dan Gunawan Hidayat. Adapun tim terdiri dari empat orang anggota Emergency Medicat Team (EMT) Muhammadiyah Internasional dan satu orang dari LazisMu Pusat. 

 

Tim advance akan bertugas di Mesir selama 11 hari terhitung sejak 23 Januari 2024 hingga 2 Februari 2024. Tim diamanatkan oleh Muhammadiyah untuk menganalisis situasi dan kondisi di Gaza setelah terjadinya konflik bersenjata. Tim tersebut diharapkan dapat menghimpun data yang valid sehingga ditemukan kemungkinan didirikannya layanan rumah sakit darurat di sana. 

 

Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan menyebut sebagaimana telah diketahui bersama bahwa ada persoalan untuk dapat memasuki wilayah Gaza sehingga semua bantuan hanya dapat masuk melalui perbatasan Rafah, Mesir. Maka dari itu, Muhammadiyah ingin melancarkan misi pendirian rumah sakit darurat dimulai dengan berkunjung kepada pemerintah Mesir dan menginisiasi kerja sama. 

 

"Kita mengetahui bahwa sejak awal kejadian di Gaza ada keinginan kita untuk membantu, dan kemampuan yang dimiliki MDMC adalah pada tim kesehatannya. EMT sudah sekian lama di uji langsung oleh WHO sehingga kita sudah mampu untuk terjun di lapangan," kata Budi dalam keterangannya.

 

Budi menjelaskan tugas utama yang akan dilakukan tim advance adalah kaji data kebutuhan logistik, situasi lapangan dan peluang kerja sama dengan pemerintah Mesir. Aksi ini juga akan menjadi salah satu jembatan kerja sama antara Muhammadiyah dengan pemerintah Indonesia dan lembaga lainnya yang tergabung dalam Indonesia Humanitarian Alliance (IHA). Budi mendukung setiap langkah tim advance dan keselamatan tim tersebut.

 

"Teman-teman yang diberangkatkan tentu mendapat kepercayaan dari Muhammadiyah. Kita berharap tim mendapatkan data yang sebaik-baiknya dan menjalin hubungan baik dengan pemerintah di sana. Tetap jaga keselamatan, sehingga kita dapat mengirimkan data yang bermanfaat bagi banyak orang," ungkapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement