Ahad 03 Mar 2024 07:13 WIB

Cegah Kenakalan Remaja, Bina Pelajar di Yogyakarta Digiatkan

Kebanyakan para pelajar yang terjaring adalah siswa tingkat SMA/SMK.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Muhammad Hafil
Aksi klitih membawa celurit di Titik Nol Yogyakarta, Selasa (7/2/2023) dini hari WIB.
Foto: Tangkapan layar
Aksi klitih membawa celurit di Titik Nol Yogyakarta, Selasa (7/2/2023) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya menciptakan ketertiban dan kondisi kondusif untuk mendukung para pelajar belajar di sekolah. Salah satunya dengan mengadakan giat bina pelajar di wilayah Kota Yogyakarta.

Kepala Bidang Ketertiban Umum Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Yogyakarta, Budi Santosa mengatakan, giat bina pelajar juga digelar untuk mencegah potensi kenakalan remaja di Kota Yogyakarta.

Baca Juga

Giat bina pelajar ini dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Yogyakarta dan DIY, Polresta Yogyakarta, serta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY.  

“Giat ini dilaksanakan rutin. Ini juga dalam rangka untuk menekan kenakalan anak-anak remaja,” kata Budi belum lama ini.

Dikatakan bahwa sasaran giat ini merupakan pelajar yang berada di luar sekolah pada jam sekolah tanpa seizin pejabat sekolah yang bersangkutan.

Giat bina pelajar itu didasarkan pada Peraturan Daerah (Perda) DIY Nomor 2 Tahun 2017 tentang ketentraman ketertiban umum dan perlindungan masyarakat.

“Sesuai perda DIY Nomor 2 tahun 2017, siswa dilarang berada di luar sekolah pada jam sekolah tanpa seizin pejabat sekolah,” ujarnya.

Selama Februari 2024, sudah terjaring tujuh pelajar dalam giat bina pelajar ini. Sedangkan, selama 2023 total ada 133 pelajar yang terjaring.

Kebanyakan para pelajar yang terjaring adalah siswa tingkat SMA/SMK. Mereka ditemukan berada di warung-warung dan lapangan saat jam sekolah.

“Alasannya macam-macam, ada yang terlambat, tidak boleh masuk, disuruh pulang, tapi malah kumpul-kumpul di luar sekolah nongkrong dan merokok," jelas Budi.

"Para siswa yang terjaring kami minta untuk menandatangani surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya. Mereka juga langsung kami serahkan ke sekolah masing-masing untuk dibina,” ungkapnya.

Dikatakan Budi bahwa ada beberapa lokasi yang selama ini rawan menjadi titik kumpul atau bolos para pelajar. Mulai dari utara Stadion Mandala Krida, warmindo Jalan Pakuningratan, Lapangan Mancasan, dan Lapangan Minggiran.

Pihaknya juga akan meminta wilayah kelurahan dan kemantren untuk mengimbau kepada para pemilik warung agar tidak menerima para pelajar saat jam sekolah.

“Kami akan terus melakukan giat bina pelajar ini. Dalam setahun targetnya ada sembilan giat bina pelajar. Dengan adanya bina pelajar ini harapannya tidak ada lagi siswa-siswa yang berada di luar sekolah pada jam sekolah,” kata Budi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement