Jumat 08 Mar 2024 08:47 WIB

Dua Kampus Merger, Universitas Islam Mulia Yogyakarta Resmi Berdiri 

Prof Setyabudi menuturkan kompetisi bisnis pendidikan tinggi saat ini sangat berat.

Universitas Islam Mulia (UIM) Yogyakarta
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Universitas Islam Mulia (UIM) Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Universitas Islam Mulia (UIM) Yogyakarta resmi berdiri di Jalan Wates KM 9,5 Plawonan, Argomulyo, Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berdirinya UIM merupakan hasil penggabungan (merger) dua kampus yakni Akademi Kebidanan Mulia Madani dan Institut Sains dan Teknologi Kesehatan Mulia Yogyakarta.

"Semoga penggabungan ini bisa memperkuat sumber daya yang ada, jika selama ini dianggap kurang, serta bisa mengakselerasi kualitas perguruan tinggi yang ada," kata Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V, Prof Setyabudi Indartono, usai acara Penyerahan Surat Keputusan (SK) Universitas Islam Mulia oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi DIY di Kampus UIM Yogyakarta, Kamis (7/3/2024).

Prof Setyabudi menuturkan kompetisi bisnis pendidikan tinggi saat ini sangat berat. Persaingan tidak hanya di level nasional namun sudah masuk ke tingkat internasional. "Sementara rangking universitas-universitas Indonesia saat ini belum mampu menembus 100 besar. Jadi PR bagi kita untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kompetisi dari perguruan tinggi yang ada di Indonesia," katanya.

photo
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V, Prof Setyabudi Indartono (kiri) bersalaman dengan Ketua Yayasan Mulia Yogyakarta, Mujidin (kanan) serta disaksikan oleh Ketua Badan Pembina Yayasan Mulia Yogyakarta, Sukamta, saat Penyerahan Surat Keputusan (SK) Universitas Islam Mulia (UIM) oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi DIY di Kampus UIM Yogyakarta, Kamis (7/3/2024). - (Republika/Fernan Rahadi)
 

Ia berharap munculnya UIM Yogyakarta bisa menjadi salah satu contoh sebuah universitas yang memiliki positioning di kancah persaingan universitas yang ada. "Karena tidak semua universitas yang ada saat ini yakin memiliki keunggulan tertentu," kata Prof Setyabudi menambahkan.

Sementara itu Ketua Badan Pembina Yayasan Mulia Yogyakarta, Sukamta, menganggap penerimaan SK dari LLDIKTI Wilayah V DIY ini merupakan sebuah langkah besar bagi seluruh civitas academica UIM. Menurut dia, pihaknya seharusnya sudah siap karena telah memiliki pengalaman praktik selama 30 tahun.

"Sekarang tinggal bagaimana praktik-praktik yang telah kita lakukan dikuatkan dengan teorisasi dan riset. Ini menjadi tantangan kita," ujar Sukamta yang juga merupakan anggota DPR RI dari daerah pemilihan DIY tersebut.

Sukamta menegaskan bahwa UIM Yogyakarta harus memiliki keunggulan dibandingkan dengan kampus-kampus yang sudah ada. "Karena kita pendatang baru, jangan cuma bermimpi jadi universitas reguler. Kita harus langsung masuk ke puncak piramida. Untuk meraih itu tentu perlu kreativitas," kata Sukamta menambahkan.

Kemarin di antaranya telah dilantik Achsanul Fuadi sebagai Ketua Ketua Badan Pelaksana Harian (BPH) Yayasan Mulia 2024-2027, Nurhidayat Pamungkas sebagai Sekretaris BPH Yayasan Mulia 2024-27, serta Anwarudin Hisyam sebagai Rektor UIM 2024-2027.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement