Senin 25 Mar 2024 11:30 WIB
Hikmah Ramadhan

Peran Ayah pada Bulan Ramadhan

Puasa merupakan ibadah yang dapat dimanfaatkan untuk membentuk karakter anak.

Bayu Susena
Foto: dokpri
Bayu Susena

Oleh : Bayu Susena (Staf Badan Penjaminan Mutu Universitas Aisyiyah Yogyakarta)

REPUBLIKA.CO.ID, Bulan suci Ramadhan 1445 Hijriyah telah datang. Bulan di mana umat Islam menjalankan ibadah puasa mulai terbitnya fajar (shubuh) sampai tenggelamnya matahari (maghrib).

Puasa hukumnya wajib bagi umat Islam. Tetapi bagi anak-anak yang belum baligh tidak diwajibkan puasa. Meskipun tidak diwajibkan puasa, peran ayah harus tetap mengajarkan puasa bagi anak-anak sejak dini.

Puasa tidak hanya sebatas menahan lapar dan haus. Puasa merupakan ibadah yang dapat dimanfaatkan untuk membentuk karakter anak.

Di dalam Alquran dialog antara ayah dan anak ada 14 dialog. Sedangkan dialog ibu dan anak ada dua dialog.

Jika dialog ayah dan anak lebih banyak daripada dengan ibu, hal ini bukan suatu yang kebetulan. Maka mainkan peran ayah bagi anak-anak.

Ayah harus mampu sebagai pelindung. Ayah harus mampu membentuk karakter tegas bagi anak. Ayah harus mampu memupuk ide-ide anak. Ayah juga harus mampu menumbuhkan sikap pemimpin, sebab anak-anak kelak yang akan menjadi imam dan penjaga agama Islam di masa depan.

Ayah harus tahu kondisi anak. Anak itu membutuhkan sosok ayah. Tugas ayah tidak hanya mencari nafkah. Ayah itu harus mendidik anak. Bukan guru, bukan ustaz, tetapi ayah yang dicari oleh anak.

Masalah di kantor jangan dibawa ke rumah. Anak sudah menunggu ayah pulang kerja. Jadi pulang kerja jangan marahi anak. Kalau ayah posisi di luar kota bisa dengan video call. Gunakan teknologi dalam mendidik anak.

Sekalipun ayah itu posisinya jauh, tetap perhatikan anak. Anak itu menunggu perhatian dari ayah.

Anak usia 2 tahun sampai 7 tahun itu pendekatannya harus lebih banyak kasih sayang. Panggil anak dengan panggilan yang bagus. Contohnya "hai anak sholeh, hai anak pintar," dan lain-lain.

Sementara, anak usia 7 tahun atau lebih perlu lebih ketat dalam mendidik. Kematangan rasional anak merupakan tugas ayah. Usia 7 tahun atau lebih, pendekatannya sayang ditambah perintah.

Anak usia ini harus diatur. Misalnya diminta sholat berjamaah ke masjid, diminta menyapu, diminta membuatkan minuman, dan lain-lain. Berilah perintah-perintah kepada anak.

Ayah harus terlibat dalam mendidik anak. Jangan hanya diserahkan kepada ibu saja. Ayah harus membuka komunikasi dua arah kepada anak selama berinteraksi. Jangan hanya mendidik seperti dulu ketika ayah masih kecil yang dididik oleh orang tuanya. Sebab cara orang tua dahulu belum tentu tepat. Didik anak sesuai zamannya.

Ayah pun harus turut memberikan kontribusi penting bagi pembentukan karakter anak. Pengalaman Ramadhan yang dialami dengan ayah akan mempengaruhi anak dan akan terkenang sampai dewasa nanti. Peran mendidik anak bukan hanya tugas ibu. Ayah harus mengambil peran. Sudah menjadi tanggung jawab ayah dan ibu dalam menjalankan peran pengasuhan dan pengenalan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan.

Penulis mempunyai anak berusia 7 tahun dan 1 tahun. Usia ini termasuk anak yang belum mencapai usia baligh. Usia 7 tahun sudah dikenalkan melakukan puasa dan diperintah lebih ketat dalam beribadah di bulan suci Ramadhan, tetapi tetap memperhatikan asupan nutrisi anak.

Bisa mengenalkan puasa setengah hari. Ketika azan zuhur diminta berbuka puasa. Kemudian melanjutkan berpuasa kembali sampai tenggelamnya matahari (maghrib).

Anak sudah dibangunkan pada waktu sahur untuk secara bersama-sama makan sahur. Anak diajak ke masjid untuk sholat subuh berjamaah. Anak juga diajarkan agar mampu mendengarkan kultum dari penceramah. Setelah sholat subuh di masjid, dilanjutkan membaca Alquran di rumah. Kemudian diajak jalan-jalan atau bermain bola ringan agar tidak tidur setelah shalat shubuh.

Tiap anak memang berbeda-beda karakter dan kemampuan fisiknya. Selaku ayah tidak perlu membanding-bandingkan dengan anak lain. Ada anak usia 7 tahun yang telah mampu puasa penuh dan ada pula yang belum. Peran ayah juga harus memantau asupan nutrisi untuk anak, tidak hanya ibu saja yang harus memantau.

Perlu diingat bahwa membangun kepercayaan diri anak itu penting. Anak harus dibangunkan kepercayaan dirinya bahwa ia mampu berpuasa. Kemudian durasi waktu puasanya dipantau dan dievaluasi tiap hari. Jika anak percaya diri, maka anak akan semakin yakin mampu puasa dari terbitnya fajar (shubuh) sampai tenggelamnya matahari (maghrib).

Ayah harus melibatkan anak dalam berbagai kegiatan Ramadhan. Ramadhan itu harus terkenang dan mempunyai pengalaman indah dalam Ramadhan. Anak diajak iftar atau berbuka puasa bersama. Anak akan mendapatkan interaksi sosial dengan teman-temannya di masjid. Anak juga diajak shalat isya dan tarawih di masjid. Dengan demikian anak akan mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan masjid.

Biasanya, anak usia 7 tahun sudah paham dan mampu mengikuti sholat tarawih delapan rakaat penuh dan tiga rakaat witir. Kalau untuk membaca Alquran atau tadarus ba'da sholat tarawih, anak biasanya belum mampu karena sudah terlalu malam.

Jika membaca Alquran atau tadarus dilakukan malam hari, kemungkinan akan mengganggu ketika membangunkan makan sahur. Tadarus Alquran dapat  diganti waktunya ba'da sholat subuh. Ini waktu yang dirasa paling tepat bagi anak usia 7 tahun.

Ayah harus berperan mengamati dan menyesuaikan kondisi anak. Anak pastinya mempunyai energi tersendiri. Ayah harus menjaga energi ini tersalurkan dengan baik dan maksimal. Anak jangan dibiarkan tidur terus. Anak harus tetap olahraga ringan. Ayah dapat melakukan jalan kaki atau main bola ringan di halaman rumah ba'da shalat ssubuh dan kemudian tadarus atau mengaji Alquran.

Anak juga memerlukan tambahan vitamin. Ayah harus memberi vitamin kepada anak. Anak juga diminta makan buah-buahan dan sayuran ketika berbuka puasa. Sesekali anak diajak makan berbuka puasa di luar masjid. Tidak harus tempat mahal, cukup di tempat makan yang bisa membuat anak bahagia.

Ramadhan itu harus gembira bagi anak. Anak harus mempunyai kenangan indah bersama ayah di bulan suci Ramadhan. Ayah harus mampu memberikan teladan bagi anak-anaknya. Ayah menjadi teman bagi anak. Ayah harus membentuk karakter generasi istimewa.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement