Sabtu 30 Mar 2024 12:24 WIB

Hadirkan Para Saksi Genosida, INH Gelar Ngabuburit Bareng Muhammad Husein Gaza

Sudah lebih dari seratus jurnalis telah mati syahid di Gaza.

Kegiatan Ngabuburit bareng Muhammad Husein Gaza dan Para Saksi Garis Depan Gaza yang termasuk di antaranya adalah Jurnalis Muhammad Al Masri, Akademisi Muhammad Qaddoura, Aktivis Muslimah Jinan Muslim, tiga anak saksi genosida Bushra, Ahmed, Selwan, serta musisi Indonesia Bebi Romeo dan publik figur Meisya Siregar di Masjid Darussalam Kota Wisata Cibubur, Jumat 29 Maret 2024.
Foto: dokpri
Kegiatan Ngabuburit bareng Muhammad Husein Gaza dan Para Saksi Garis Depan Gaza yang termasuk di antaranya adalah Jurnalis Muhammad Al Masri, Akademisi Muhammad Qaddoura, Aktivis Muslimah Jinan Muslim, tiga anak saksi genosida Bushra, Ahmed, Selwan, serta musisi Indonesia Bebi Romeo dan publik figur Meisya Siregar di Masjid Darussalam Kota Wisata Cibubur, Jumat 29 Maret 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya dalam enam bulan agresi Israel ke Jalur Gaza baik melalui udara, darat dan pengetatan blokade, sudah lebih dari 32 ribu jiwa warga sipil Gaza, Palestina syahid. Mayoritas adalah wanita dan anak-anak serta puluhan ribu lainnya luka-luka.

Pembantaian satu dan pembantaian lainnya terus terjadi hingga hari ini di Gaza. Banyak di antaranya saat mereka hendak mencari makan untuk keluarganya yang kelaparan. Seperti "pembantaian terigu" yang tidak hanya hanya terjadi sekali, namun berkali-kali terjadi kepada warga yang hendak mengambil bantuan dan ditarget oleh Israel.

International Networking for Humanitarian (INH) terus secara aktif dalam enam bulan ini menyalurkan bantuan kemanusiaan dari masyarakat Indonesia melalui tim INH di Jalur Gaza yang juga adalah korban dari agresi kali ini. Bantuan yang sudah disalurkan didokumentasikan dan dilaporkan secara rutin serta diunggah di berbagai media sosial maupun berita nasional.

Kali ini, INH menghadirkan para saksi genosida Israel di Jalur Gaza yang membagikan cerita langsung untuk para saudaranya di Indonesia melalui kegiatan "Ngabuburit bareng Muhammad Husein Gaza dan Para Saksi Garis Depan Gaza" yang termasuk diantaranya adalah Jurnalis Muhammad Al Masri, Akademisi Muhammad Qaddoura, Aktivis Muslimah Jinan Muslim, tiga anak saksi genosida Bushra, Ahmed, Selwan, serta musisi Indonesia Bebi Romeo dan publik figur Meisya Siregar. Kegiatan ini berlangsung di Masjid Darussalam Kota Wisata Cibubur pada hari Jumat 29 Maret 2024.

Kegiatan ngabuburit bermanfaat ini juga menghadirkan 48 foto-foto eksklusif hasil jepretan Muhammad Al Masri yang aktif dikenal sebagai fotografer di Jalur Gaza. Selama agresi, Al Masri adalah salah satu jurnalis yang terus secara aktif mempublikasikan dokumentasi kekejaman Zionis di Jalur Gaza melalui lensa kameranya.

Para saksi ini adalah mereka yang sejak lahirnya menyaksikan penjajahan, agresi, blokade yang semakin parah hingga hari ini. Bahkan di agresi kali ini, mereka kehilangan teman, kerabatnya yang syahid akibat serangan udara maupun darat.

"Saya sangat senang sekali bisa hadir di tengah-tengah saudara muslim kami di Indonesia, saya salut dengan sikap Indonesia yang selalu membantu dan peduli terhadap warga Palestina khusunya di Gaza," kata Mohammed Al Masri, Jurnalis yang telah malang melintang dan mendokumentasikan peristiwa secara langsung kekejaman militer zionis Israel di Gaza.

Menurutnya, sudah lebih dari seratus orang rekannya sesama jurnalis di Gaza telah mati dan menjadi korban serangan Israel. Mereka berasal dari berbagai kantor berita baik lokal yang ada di Palestina maupun jurnalis internasional. Tak hanya meninggal terkena serangan, banyak juga rekanya yang akhirnya menderita luka-luka dan mengalami cacar secara permanen.

"Jurnalis juga menjadi sasaran pembantaian Israel, karena mereka juga tidak menginginkan keberadaan kami, mereka secara sengaja membunuh jurnalis agar tidak tersebar secara luas photo dan video ke masyarakat Internasional," katanya.

Sementara itu, Presiden Direktur INH, Luqmanul Hakim menyatakan, kegiatan ngabuburit sekaligus buka bersama ini merupakan agenda edukasi tentang ke Palestinaan. Pasalnya, saat ini ghirah atau semangat yang menggelora terhadap isu-isu tentang Palestina sudah mulai berkurang. Oleh karena itu dengan kegiatan seperti ini memori atau ingatan kita tentang tanggung jawab terhadap penderitaan yang di alami rakyat Palestina mulai tersentuh kembali, terlebih di momentum ramadan seperti saat ini.

"Kami berharap kepedulian soal Palestina tidak luntur, semangat itu terus menyala dan akan tetap ada oleh sebab itu kegiatan seperti ini sangat penting guna menguatkan posisi kita terhadap keberpihakan untuk bangsa Palestina," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement