Jumat 23 Aug 2024 09:53 WIB

Demo di Semarang Rusuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata, Mahasiswa Dilarikan ke Rumah Sakit

Belasan mahasiswa terpaksa mendapat perawatan di RS Roemani.

Foto udara mahasiswa dari berbagai universitas di Jateng bersama aliansi masyarakat sipil yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Jawa Tengah Menggugat (GERAM) berunjuk rasa menolak pengesahan Revisi UU Pilkada di sekitar Kompleks Gedung DPRD Jateng, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/8/2024).Aksi tersebut merupakan bagian dari gerakan peringatan darurat Indonesia yang viral di media sosial seusai DPR RI mengabaikan putusan MK.
Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Foto udara mahasiswa dari berbagai universitas di Jateng bersama aliansi masyarakat sipil yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Jawa Tengah Menggugat (GERAM) berunjuk rasa menolak pengesahan Revisi UU Pilkada di sekitar Kompleks Gedung DPRD Jateng, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/8/2024).Aksi tersebut merupakan bagian dari gerakan peringatan darurat Indonesia yang viral di media sosial seusai DPR RI mengabaikan putusan MK.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Belasan mahasiswa yang mengikuti unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Tengah, Kota Semarang, terpaksa dilarikan ke rumah sakit (RS) akibat terkena gas air mata. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro Semarang Farid Darmawan menyebutkan ada belasan mahasiswa yang dilarikan ke RS.

Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Semarang pada hari yang sama menggelar aksi mendukung penerapan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60/PUU-XXII/2024. Sebanyak 750 personel gabungan Polda Jateng dan Polrestabes Semarang diterjunkan untuk amankan demonstrasi mahasiswa di Gedung DPRD Provinsi Jawa Tengah, Semarang.

Situasi akhirnya memanas sampai pagar gedung roboh yang membuat polisi menyemprotkan air dari mobil water cannon dan melepaskan tembakan gas air mata kepada ribuan pengunjuk ras. Berkaitan dengan demo yang berakhir ricuh tersebut, beredar informasi sebanyak 12 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang dibawa ke RS Roemani Semarang dengan keluhan sesak napas, bahkan ada yang pingsan.

Saat dikonfirmasi mengenai data dan informasi tersebut, Farid membenarkannya. "Dari Undip, ada sekitar enam orang," kata dia di Semarang, Kamis (22/8/2024).

Mengenai langkah selanjutnya pascaaksi, Farid mengatakan pihaknya bersama elemen mahasiswa di Kota Semarang akan tetap mengawal aspirasi rakyat untuk mendukung penerapan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60/PUU-XXII/2024. "Kami akan tetap mengawal. Entah akan melakukan aksi susulan dengan eskalasi lebih besar atau bagaimana, kami akan koordinasikan. Yang pasti, kami akan tetap kawal," katanya.

Ditemui di tempat terpisah, Humas RS Roemani Semarang Sigit budiarto membenarkan adanya belasan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang dilarikan ke instalasi gawat darurat (IGD) RS tersebut. Mengenai keluhan medis yang dialami mahasiswa, dia enggan menyampaikan secara perinci karena merupakan kewenangan dari dokter.

Namun, sebagian mahasiswa yang dibawa ke IGD sudah ada yang meninggalkan RS setelah mendapatkan perawatan. "Data ter-update 15 pasien yang masuk IGD. Sekitar pukul 18.00 WIB masih ada tiga pasien sedang diobservasi di dalam," kata Sigit.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement