Ahad 25 Aug 2024 06:39 WIB

Desainer Fesyen Australia Berkreasi dengan Batik di Yogyakarta

Desainer Australia yang terlibat adalah Josh Dean, Nikki Edgar, dan Zhao Canwen.

Rep: Fiona Arinda Dewi/Wuni Khoiriyah Azka/ Red: Fernan Rahadi
Memperingati 75 tahun Hubungan Diplomatik Australia-Indonesia, tiga desainer fesyen asal Australia berpartisipasi dalam Emerging Designers Bootcamp yang digelar dari tanggal (11/8/2024) sampai (25/8/2024) di Yogyakarta.
Foto: Wuni Khoiriyah Azka
Memperingati 75 tahun Hubungan Diplomatik Australia-Indonesia, tiga desainer fesyen asal Australia berpartisipasi dalam Emerging Designers Bootcamp yang digelar dari tanggal (11/8/2024) sampai (25/8/2024) di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA  -- Memperingati 75 tahun Hubungan Diplomatik Australia-Indonesia, tiga desainer fesyen asal Australia berpartisipasi dalam Emerging Designers Bootcamp yang digelar dari tanggal (11/8/2024) sampai (25/8/2024) di Yogyakarta. Prakarsa ini dipimpin oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemenlu) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Australia, Pemerintah Victoria, dan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Desainer Australia yang terlibat dalam program ini adalah Josh Dean, Nikki Edgar, dan Zhao Canwen. Ketiganya berkesempatan untuk mendalami seni batik dan mempelajari tekstil yang memiliki nilai budaya tinggi ini langsung dari para perajin batik di Yogyakarta.

Hasil karya mereka kemudian ditampilkan dalam peragaan busana Jogja Fashion Week pada Kamis (22/8/2024), di mana mereka memadukan batik lokal dalam koleksi mereka.

Dalam peragaan tersebut, Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu, Ibu Siti Mauludiah, serta Penjabat Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Madeleine Moss, turut mengenakan karya-karya batik hasil kreasi ketiga desainer ini di atas panggung.

"Program ini merayakan keberagaman, kreativitas, dan menyoroti hubungan yang kuat antara komunitas kreatif kedua negara kita," kata Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Gita Kamath.

Ia juga menambahkan bahwa fesyen adalah salah satu industri terbesar di dunia, dan pertukaran budaya yang unik antara desainer Australia dan Indonesia di Yogyakarta ini akan mendorong kolaborasi di masa mendatang dalam sektor yang sangat penting ini.

Josh Dean, seorang seniman penduduk asli yang dikenal dengan karya seni yang hidup, Nikki Edgar, yang terkenal dengan busana siap pakai dan gaya performatifnya, serta Zhao Canwen, yang memiliki reputasi di bidang kostum film dan ilustrasi, berhasil menunjukkan keahlian mereka dalam memadukan batik dengan gaya kontemporer.

Selain itu, pakar fesyen asal Australia, Dr Tassia Joannides, yang menjabat sebagai Interim Associate Dean di bidang Desain Fesyen dan Tekstil dari Universitas RMIT, juga berbagi pengetahuan mengenai bagaimana memasuki pasar fesyen Australia dalam sebuah bincang bisnis yang diadakan pada Jumat (23/8/2024) sebagai bagian dari rangkaian Jogja Fashion Week.

Kolaborasi kreatif ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kebolehan para desainer Australia dalam mengolah batik, tetapi juga memperkuat hubungan budaya antara Indonesia dan Australia melalui medium fesyen.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement