REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Tri Wibowo, ayah santri bernama Abdul Karim Putra Wibowo (13 tahun) yang diduga meninggal dunia akibat dipukuli seniornya di sebuah pondok pesantren di Sukoharjo mengungkapkan kesedihannya. Dia mengaku mendapatkan informasi jika anaknya menjadi korban bullying dan kekerasan oleh seniornya hingga meninggal dunia hanya gara-gara hal sepele.
Tri Wibowo mengaku belum mengetahui penyebab pasti kejadian yang menyebabkan anaknya tewas. "Runtutan kejadian saya belum dapat kepastian dari kepolisian saya masih menunggu hasil outopsi. Berdasarkan informasi yang saya dapatkan anak saya ini korban kekerasan yang dilakukan kakak tingkatnya itu," kata Tri Selasa (17/9/2024).
Berdasarkan informasi yang diterimanya, kematian putranya tersebut bermula dari hal sepele. "Sebabnya dan musababnya hal remeh banget, hanya minta rokok dan senioritas dan dia sampai berbuat kekerasan ke anak saya sampai mengakibatkan anak saya meninggal," katanya sambil terisak.
Tri juga mengatakan pihaknya masih menunggu hasil outopsi dari RSUD Dr Moewardi. Ia menegaskan hal tersebut untuk memperjelas penyebab tewasnya anak tercintanya.
"Ada pemukulan, saya belum dipastikan saya lihat langsung waktu meninggal itu bagian luar itu seperti tidak terlihat apa-apa, makanya kita pihak keluarga memutuskan untuk outopsi biar semuanya jelas kita gak mau ditutup-tutupi," katanya.
Dia pun berharap kematian anaknya karena korban perundungan menjadi yang terakhir. "Bukan saya dendam pengen memusuhi pondok pesantren tapi saya ingin anak saya yang terakhir jadi korban. Pondok pesantren tetap pilihan terbaik buat anak-anak, tapi tolong jangan ada korban lagi mereka dah jauh dari orang tua mau belajar harus dikerasin," katanya.
Polisi sudah memeriksa 12 saksi untuk mengungkapkan kasus kematian tersebut...