Rabu 02 Oct 2024 17:09 WIB

DIY Alami Deflasi Selama September 2024

BI memperkirakan inflasi DIY akan terus terjaga pada kisaran targetnya.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Deflasi (ilustrasi)
Deflasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Bank Indonesia (BI) DIY mencatatkan Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY mengalami deflasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), deflasi DIY pada September 2024 mencapai 0,10 persen (month to month/mtm), atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 1,85 persen (year to year/yoy). 

“Secara kumulatif, inflasi DIY mencapai 0,48 persen (year to date/ytd),” kata Plh. Kepala Kantor Perwakilan BI DIY, Hermanto, Selasa (1/10/2024) malam. 

Secara bulanan, penyumbang utama deflasi di DIY yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil -0,10 persen (mtm). Berdasarkan komoditasnya, andil penurunan terdalam disumbang oleh komoditas cabai rawit dengan andil -0,09 persen (mtm), cabai merah dengan andil -0,06 persen (mtm), dan cabai hijau dengan andil -0,03 persen (mtm), sejalan dengan panen raya di daerah sentra produksi sehingga supply pasokan melimpah. 

Selain cabai, komoditas lain yang juga memiliki andil terhadap deflasi bulanan DIY yakni bensin dengan andil sebesar -0,04 persen (mtm). Hal ini seiring dengan kebijakan penurunan harga BBM jenis Pertamax per 1 September 2024. 

“Adapun komoditas daging ayam ras juga memiliki andil deflasi yang relatif dalam mencapai -0,02 persen (mtm), seiring oversupply di tengah permintaan yang relatif terkelola,” ungkapnya. 

Deflasi lebih dalam, juga tertahan oleh meningkatnya harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan andil sebesar 0,03 persen (mtm). Ditinjau menurut komoditasnya, harga emas perhiasan turut mengalami peningkatan sejalan dengan kenaikan harga emas global sebagai dampak berlanjutnya ketidakpastian dan ketegangan geopolitik global. 

Lebih lanjut, kata Hermanto, komoditas lainnya seperti kopi bubuk juga masih menjadi komoditas penyumbang inflasi yang didorong oleh meningkatnya harga kopi dunia. Peningkatan harga ini akibat dinamika cuaca yang mempengaruhi produktivitas kopi di negara sentra produksi. 

“Sigaret kretek mesin juga menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi dengan andil 0,01 persen (mtm), sejalan dengan kenaikan cukai rokok yang berlaku sejak 1 januari 2024 dengan rata-rata kenaikan sebesar 10-11,8 persen yang ditransmisikan sepanjang tahun 2024,” jelas Hermanto. 

BI pun memperkirakan inflasi DIY akan terus terjaga pada kisaran targetnya. Kondisi tersebut didukung oleh upaya TPID DIY dalam kerangka ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif (4K). 

“(Dengan) Melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) DIY 2024. Hal itu sebagai wujud komitmen BI, pemerintah, serta seluruh stakeholder dalam mencapai inflasi 2024 sesuai target sebesar 2,5±1 persen,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement