REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur erupsi lagi dengan letusan setinggi 800 meter di atas puncak, Senin (28/10/2024). "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada Senin, 28 Oktober 2024, pukul 09:51 WIB," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
Sigit menjelaskan, tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 meter di atas permukaan laut dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat. "Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 119 detik," tuturnya.
Sebelumnya gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu mengalami dua kali erupsi yakni pada pukul 05:34 WIB dan 08:06 WIB dengan tinggi letusan yang berbeda. Erupsi pada pukul 08:06 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak dan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 18 mm dan durasi 98 detik.
Kemudian erupsi pukul 05:34 WIB dengan tinggi letusan teramati 100 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 108 detik.
Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.