Rabu 06 Nov 2024 13:31 WIB

60 Ribu Warga Yogya Terserang ISPA dan Faringitis

Di musim pancaroba penyakit tersebut juga berpotensi semakin meningkat.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Karta Raharja Ucu
Hampir 60 ribu warga Yogyakarta terserang ISPA dan faringitis selama 2024.
Foto: Republika
Hampir 60 ribu warga Yogyakarta terserang ISPA dan faringitis selama 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta menyebut, kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan faringitis merupakan penyakit dengan jumlah terbanyak ditemukan di Kota Yogyakarta. Bahkan, pada musim pancaroba saat ini, penyakit tersebut juga berpotensi semakin meningkat.

Ketua Tim Kerja Surveilans Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan, Dinkes Kota Yogyakarta, Solikhin Dwi mengatakan, penyakit ISPA yang ditemukan di Kota Yogyakarta pada 2023 mencapai 78.371 kasus. Sedangkan, pada 2024 ini hingga Oktober sudah hampir 60 ribu kasus.  

“Di tahun 2024 per tanggal 20 Oktober, kasus ISPA di Kota Yogyakarta mencapai angka 59.092 orang,” kata Dwi yang juga epidemiolog Dinkes Kota Yogyakarta tersebut dalam keterangannya belum lama ini.

Sedangkan, untuk penyakit faringitis yang ditemukan pada 2023 mencapai 13.808 kasus di Kota Yogyakarta. Di 2024 ini, kasus faringitis yang ditemukan sudah mencapai angka 9.420 kasus.

Menurutnya, hal ini bisa terjadi akibat kemarau yang panjang, dimana ada potensi peningkatan pada Particulate Matter (PM2.5) atau partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer) di udara. PM2.5 merupakan faktor risiko terjadinya infeksi saluran pernapasan akut jika terpapar dalam jangka waktu yang lama.

“Banyaknya debu mudah terbentuk karena hembusan udara baik dari lintasan kendaraan maupun cuaca kemarau yang berkepanjangan. Hal ini menyebabkan penderitanya meningkat,” jelasnya.

Tidak hanya itu, pada masa pancaroba saat ini, penyakit ISPA maupun faringitis juga berpotensi meningkat. Hal ini dikarenakan perubahan suhu secara tiba-tiba, angin kencang, dan tingkat kelembapan yang tinggi pada masa pancaroba membuat virus dan bakteri lebih mudah berkembang biak.

Untuk itu, masyarakat diminta tetap waspada dan melakukan pencegahan agar terhindar dari penyakit yang sering muncul di musim pancaroba. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat, dan segera melakukan pengobatan jika mengalami gejala.

“Sehingga dampak dari infeksi saluran pernapasan dan faringitis dapat diminimalisir,” ungkap Dwi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement