Selasa 21 Jan 2025 16:01 WIB

Pengamat Sebut Danantara Perlu Diperkuat Piranti Hukum

Dedi menegaskan Danantara layak didukung penuh untuk mewujudkan cita-cita Prabowo.

Danantara akan jadi SWF terbesar keempat di dunia.
Foto: Tim Infografis
Danantara akan jadi SWF terbesar keempat di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto bercita-cita menciptakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen. Cita-cita itu dinilai dapat didukung dengan membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

"Kondisi Indonesia saat ini memang memerlukan Danantara, agar proses pembangunan yang dicita-citakan Presiden Prabowo bisa lebih baik dan akseleratif," kata Direktur Eksekutif Political Opinion Dedi Kurnia Syah, dalam siaran pers, Selasa (21/1/2025).

Menurut dia, ide dan gagasan Danantara menarik dan sangat baik. Terutama, dalam mengintegrasikan BUMN dengan modal besar sebagai katalis pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Ide dan gagasan Danantara menarik dan cukup baik, tentu jika membandingkan lembaga investasi serupa di negara-negara lain yang terbukti berhasil," katanya.

Dedi menegaskan Danantara layak didukung penuh untuk mewujudkan cita-cita Prabowo. Syaratnya, yakni memperkuat piranti regulasi termasuk hukum.

Dia menilai komponen tersebut mesti dijamin supaya eksekusi pembentukan Danantara berjalan mulus. Dedi optimistis dengan sikap Prabowo saat ini, niatan tersebut dapat dijalankan.

"Danantara layak didukung, dengan syarat piranti hukum Indonesia dimapankan lebih dulu, kekuatan hukum kita harus dijamin, dan dengan sikap Prabowo saat ini seharusnya kita optimis," kata Dedi.

Menengok holding serupa seperti Temasek Singapura, Dedi menyebut kepastian hukum menjadi syarat mutlak. Dia melihat hal itu sebagai fondasi utama penopang iklim investasi.

"Singapura bisa miliki Temasek karena hukum mereka sudah baik. Jika dibandingkan Singapura, Indonesia seharusnya lebih potensial," kata Dedi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement