Jumat 21 Mar 2025 17:35 WIB

Dirut KITB: Alhamdulillah Belum Ada Ormas yang Bebani Pabrik di KIT Batang

KITB memiliki komitmen dalam mempekerjakan masyarakat di sekitar kawasan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Karta Raharja Ucu
Suasana di kawasan industri terpadu Batang (KITB) atau Grand Batang City, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2024).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Suasana di kawasan industri terpadu Batang (KITB) atau Grand Batang City, Jawa Tengah, Kamis (25/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Ngurah Wirawan angkat bicara mengenai aksi premanisme organisasi kemasyarakatan (ormas) yang mencederai iklim investasi di dalam negeri. Ngurah sependapat dengan pernyataan Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia Sanny Iskandar yang menyoroti gangguan ormas terhadap sektor kawasan industri.

"Ini fakta lapangan karena Pak Sandi Iskandar sudah ngomong berkali-kali di semua forum, betapa beratnya kawasan industri atau pengusaha itu terbebani lah dengan biaya-biaya tambahan dan permintaan-permintaan dari ormas tersebut," ujar Ngurah saat konferensi pers peresmian KEK Industropolis Batang di kawasan industri terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah, Kamis (20/3/2025).

Kendati begitu, Ngurah bersyukur KITB yang naik tingkat menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) Industropolis Batang belum mengalami gangguan dari ormas. Ngurah memperkirakan lantaran operasional KITB sebagai kawasan industri yang relatif masih cukup baru. 

"Kalau dari beberapa laporan yang kami terima, masih lebih kepada dorongan untuk meminta agar warga desa itu dipekerjakan. Itu bukan ormas yang minta, tapi kepala desa," sambung Ngurah. 

Ngurah menilai permintaan kepala daerah merupakan hal yang wajar dalam memperjuangkan warganya untuk bekerja di kawasan tersebut. Ngurah mengatakan KITB juga memiliki komitmen dalam mempekerjakan masyarakat di sekitar kawasan. 

Ngurah mengatakan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi juga punya peran besar dalam melindungi KITB dari gangguan ormas. Ngurah mengatakan Luthfi memiliki rekam jejak yang panjang dan begitu mengenal kondisi di Jateng. 

"Pak Gubernur itu mantan kapolda (Jateng), bahkan mantan kapolres di Batang. Dua belas tahun yang lalu itu, Pak Luthfi itu adalah Kapolres di Batang," lanjut Ngurah. 

Ngurah mengatakan Luthfi pun kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga kondusivitas iklim investasi di Jateng. Hal ini Luthfi sampaikan kala makan malam bersama KITB, Duta Besar Cina untuk Indonesia Wang Lutong, dan 20 investor Cina di Semarang, Jawa Tengah, pada Rabu (19/3/2025) malam. 

"Beliau menjamin langsung kepada Duta Besar (Cina) tadi malam. Beliau menjamin  di Jawa Tengah tidak akan terjadi tekanan yang berat bagi para industriawan di kawasan industri dari teman-teman ormas," kata Ngurah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement