Rabu 30 Apr 2025 15:42 WIB

Direktur BCA Dorong Mahasiswa UGM Berani Bereksperimen pada Era Transformasi Digital 

Lebih dari 80 persen transaksi BCA sudah berlangsung di platform digital.

Direktur BCA Santoso (kanan) berbicara di hadapan ratusan mahasiswa yang memadati kuliah umum BCA Berbagi Ilmu dengan tajuk Digitalization & Its Impact Toward Business di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Rabu (30/4/2025).
Foto: Humas UGM
Direktur BCA Santoso (kanan) berbicara di hadapan ratusan mahasiswa yang memadati kuliah umum BCA Berbagi Ilmu dengan tajuk Digitalization & Its Impact Toward Business di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Rabu (30/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perkembangan teknologi di era digital kini telah mengubah berbagai sendi kehidupan, termasuk dalam hal bisnis dan perbankan. Dibutuhkan kesiapan dan pemahaman kepada generasi muda agar dapat senantiasa mengikuti dinamika perkembangan zaman.

"Teknologi menyebabkan perubahan besar sekaligus menciptakan kesempatan baru. Tidak mencoba berarti tertinggal," kata Direktur BCA Santoso di hadapan ratusan mahasiswa yang memadati kuliah umum BCA Berbagi Ilmu dengan tajuk "Digitalization & Its Impact Toward Business" di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Rabu (30/4/2025).

Untuk mendukung pernyataannya terkait transformasi digital dalam bisnis, Santoso mengungkapkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen transaksi BCA sudah berlangsung di platform digital, seperti internet banking dan mobile banking.

Dalam kesempatan itu, Santoso membagikan tiga prinsip yang menurutnya penting untuk dipegang dalam menghadapi era digitalisasi. Pertama, individu dalam perusahaan harus jeli melihat teknologi baru yang bisa mengubah perilaku pelanggan. Teknologi kunci seperti penyimpanan yang saling terintegrasi seperti Cloud, Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), konektivitas 5G, dan pembayaran digital disebutnya sebagai pendorong utama bisnis masa depan. "Secara prinsip memang sederhana, ciptakan nilai yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah," ujarnya.

Kedua, ia mendorong generasi muda untuk berani bereksperimen dengan teknologi tanpa takut gagal. Menurutnya, teknologi tepat guna justru lahir dari proses belajar yang terus-menerus dan kesesuaian dengan kebutuhan pelanggan. Ia mengupas perjalanan digitalisasi yang telah mengubah wajah bisnis perbankan, mulai dari era mesin ATM, layanan internet banking, mobile banking, hingga kini memasuki masa kolaborasi digital melalui aplikasi MyBCA dan beragam aplikasi lain. Inovasi-inovasi tersebut lahir dari eksperimen-eksperimen yang senantiasa dilakukan agar sesuai preferensi pelanggan sehingga dapat terus memberikan kenyamanan.

Terakhir dan tak kalah penting, Santoso mengingatkan bahwa teknologi selalu memiliki tantangan, terutama terkait privasi data, keamanan, literasi digital, dan kesenjangan infrastruktur antarwilayah. "Risiko seperti penipuan online terus kami mitigasi lewat edukasi konsumen, salah satunya melalui kampanye ‘Rethink Before Click’ untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya malware," jelasnya.

Walaupun dunia bisnis mengalami banyak yang transformasi dengan teknologi, ujar dia, sentuhan manusia tetap dibutuhkan. Nasabah pun lebih puas jika dilayani langsung dengan kelembutan manusia. Oleh sebab itu, ia turut berpesan agar mahasiswa tidak takut terhadap laju kemajuan teknologi. “Di balik setiap inovasi teknologi, peran manusia tetap menjadi motor penggerak utama,” pesannya.

Wakil Rektor UGM Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan, Prof Supriyadi turut menyampaikan bahwa digitalisasi adalah keniscayaan yang harus direspons secara bijak oleh generasi muda, termasuk mahasiswa UGM. “Kami berharap para mahasiswa UGM dapat terus memperkaya perspektif dan nantinya mampu memberi kontribusi nyata dalam memajukan sumber daya manusia Indonesia di era transformasi digital,” harapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement