Rabu 28 May 2025 08:04 WIB

Muhammadiyah Siap Sukseskan Program Sekolah Rakyat di Kawasan 3T

Muhammadiyah telah menyiapkan sarana, prasarana, dan sistem yang mumpuni.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir (tengah) saat acara Ground Breaking Pembangunan Gedung Muhammadiyah Sapen Universal School, Ahad (25/5/2025).
Foto: Wulan Intandari
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir (tengah) saat acara Ground Breaking Pembangunan Gedung Muhammadiyah Sapen Universal School, Ahad (25/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Pelaksanaan program Sekolah Rakyat yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto ditargetkan dapat mulai dijalankan oleh setiap daerah pada tahun ajaran baru yakni Juli 2025 mendatang. 

Fokus sasarannya akan ditujukan untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang dalam hal ini harapannya juga menyasar pada daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), termasuk pulau-pulau kecil dan wilayah marginal yang selama ini kesulitan mendapatkan akses layanan pendidikan.

Terkait kesiapannya, Muhammadiyah menjadi salah satu yang akan berkolaborasi. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan Muhammadiyah sebagai organisasi yang memiliki rekam jejak panjang dalam pendidikan rakyat kecil menyatakan siap berkontribusi dalam penerapan Sekolah Rakyat.

Pihaknya akan berkolaborasi dengan pemerintah untuk menyukseskan program sekolah rakyat utamanya di kawasan 3T tersebut. "Muhammadiyah ini lembaga pendidikan yang juga ngayomi saudara-saudara kita yang berkekurangan sampai kawasan ke 3T. Jadi pemerintah berkolaborasi dengan kita untuk menyukseskan program sekolah rakyat dan itu baik," kata Haedar saat dijumpai seusai acara Ground Breaking Pembangunan Gedung Muhammadiyah Sapen Universal School, Ahad (25/5/2025).

Keterlibatan Muhammadiyah dalam program sekolah rakyat ini, kata Haedar, menjadi bentuk nyata dari tanggung jawab sosial dan komitmen terhadap pemerataan pendidikan di seluruh pelosok negeri. Dalam mendukung program sekolah rakyat, ia menyebut Muhammadiyah telah menyiapkan sarana, prasarana, dan sistem yang mumpuni.

Kendati demikian, hingga saat ini, Muhammadiyah masih menunggu bagaimana sinkronisasi teknis dengan protokol operasional pemerintah agar pelaksanaannya tepat sasaran.

"Tinggal bagaimana connecting-nya dengan programnya. Karena kan pemerintah itu punya prototipe sendiri, mana yang bisa dikerjasamakan, mana yang tidak, kami tinggal menunggu saja untuk program (Sekolah Rakyat), artinya gimana kesepakatan itu terjadi," ujarnya.

Haedar kemudian menegaskan kolaborasi dengan berbagai pihak sangat diperlukan dalam merealisasikan program ini berjalan secara fokus. Jika fokus, menurutnya, program Sekolah Rakyat benar-benar berhasil dan tidak sekadar sebagai simbolik pemenuhan janji politik, tetapi mampu menjadi gerakan sentrifugal dalam transformasi pendidikan nasional.

"Harapan kami harus fokus, agar apa? Agar berhasil. Tapi kalau kita tidak fokus, ya nanti ke mana-mana," ucap dia.

Haedar juga menyoroti pentingnya pendidikan holistik yang memadukan penguasaan sains dan teknologi (saintek) dengan pendidikan karakter. Ini menjadi bagian penting dalam pendirian sekolah agar tak semata-mata pembangunan fisik, melainkan perwujudan untuk terus menjadi kekuatan strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan tanpa meninggalkan karakter holistik.
 
"Muhammadiyah ingin ini satu proses pengembangan memadukan antara saintek dengan pendidikan karakter yang berbasis iman dan takwa," ujarnya.
 
"Kalau tidak jadi karakter, nanti menjadi perilaku kolektif yang cuman sering terputus-putuskan saat membuat peta jalan pendidikannya, (nilai) agamanya lepas karena nggak paham tentang nilai itu," kata Haedar menambahkan.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement