Senin 28 Jul 2025 20:31 WIB

Angka Kemiskinan di Jateng Turun tapi PHK Masih Tertinggi, Gubernur Luthfi: Harus Ditingkatkan

Luthfi menyebut Jateng tak lagi menjadi provinsi termiskin.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Karta Raharja Ucu
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Luthfi.
Foto: Humas Pemprov Jateng
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ahmad Luthfi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data tingkat kemiskinan terbaru di Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Menurut BPS, kemiskinan di Jateng turun 0,10 persen, dari 9,58 persen (September 2024) menjadi 9,48 persen (Maret 2025).

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menyambut turunnya persentase kemiskinan di wilayahnya. Menurutnya, hal itu merupakan hasil dari seluruh jajarannya. 

Baca Juga

"BPS mengeluarkan data bahwa kemiskinan di Jawa Tengah turun dari 9,58 (persen) menjadi 9,48. Kita tidak menjadi provinsi termiskin," kata Luthfi di Kota Semarang, Sabtu (26/7/2025). 

Dia berharap, angka kemiskinan dapat ditekan kembali. "Harus kita dukung dan pertahankan, bahkan harus kita tingkatkan," ujarnya. 

Menurut data BPS, angka penduduk miskin pedesaan di Jateng per Maret 2025 masih berada di angka 9,92 persen. Sementara penduduk miskin perkotaan mencapai 9,10 persen. 

Meski persentase kemiskinan menurun, angka PHK di Jateng menjadi yang tertinggi nasional. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah merilis data PHK di Indonesia sepanjang Semester I 2025. Angkanya mencapai 42.385. Jateng menempati urutan pertama sebagai provinsi dengan PHK tertinggi, yakni sebanyak 10.995.

Menurut Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jateng, Ahmad Aziz, tingginya PHK di provinsinya disebabkan bankrutnya PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex). Rilis kementerian kemarin, Jawa Tengah ada 10 ribu lebih (PHK) itu, dominasinya dari Sritex," ucapnya. 

Aziz mencatat, angka PHK di Jateng selama Semester I 2025 nyaris menembus 11 ribu. "Kan hampir 11 ribu yang dari kementerian itu, (PHK di) Sritex 10 ribuan sendiri," ucapnya. 

Dia menjelaskan, para pegawai Sritex mengalami PHK pada Februari 2025. "Sehingga kalau kita bicara PHK 2025, kenapa Jawa Tengah tinggi? Karena ada Sritex," ujar Aziz. 

Aziz menambahkan, saat ini sebanyak 1.400 eks pekerja Sritex sudah dipekerjakan kembali oleh PT Citra Busana Semesta. Perusahaan tersebut menyewa fasilitas pabrik Sritex di Sukoharjo. 

Menurut Aziz, saat ini Pemprov Jateng masih terus berupaya menginformasikan lowongan-lowongan pekerjaan bagi para eks pekerja Sritex. "Kemarin beberapa perusahaan juga mengikuti job fair yang ada di Sukoharjo, nah kita ini belum mendapatkan informasinya berapa eks karyawan Sritex yang diterima dari job fair tersebut," ucapnya. 

Dia menambahkan, Pemprov Jateng juga akan menggelar job fair pada 21-22 Agustus 2025 mendatang. Aziz menyebut, cukup banyak perusahaan yang sudah menyatakan komitmen berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. (Kamran Dikarma)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement