Selasa 26 Aug 2025 11:11 WIB

Pertamina Dorong UMKM Naik Level ke Pasar Global Lewat Program UMK Academy

Sebanyak 30 pelaku UMKM dari Yogyakarta dan Solo turut ambil bagian dalam pelatihan.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Area Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Patra Niaga JBT, Taufiq Kurniawan saat berbicara di hadapan para peserta yang mengikuti program pengembangan UMKM bertajuk UMK Academy, Senin (25/8/2025).
Foto: Wulan Intandari
Area Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Patra Niaga JBT, Taufiq Kurniawan saat berbicara di hadapan para peserta yang mengikuti program pengembangan UMKM bertajuk UMK Academy, Senin (25/8/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -  Pertamina Patra Niaga kembali menggulirkan program pengembangan UMKM bertajuk UMK Academy yang kali ini diselenggarakan di Yogyakarta, Senin (25/8/2025). Kegiatan ini menjadi ruang strategis bagi para pelaku UMKM untuk naik kelas melalui pelatihan keterampilan bisnis dan penguatan jejaring usaha yang lebih luas yang akan mereka dapatkan dalam forum tersebut.

Area Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Patra Niaga JBT, Taufiq Kurniawan menjelaskan program ini merupakan bagian dari rangkaian pelatihan berkelanjutan yang sebelumnya telah digelar di Solo. Ada 30 pelaku UMKM dari Yogyakarta dan Solo yang turut ambil bagian dalam pelatihan ini.

"UMKM adalah penggerak ekonomi di Indonesia, dan Pertamina melihat pentingnya peran BUMN sebagai katalisator untuk membantu mereka naik kelas," ujarnya dalam acara UMK Academy yang digelar di Mr. Like, Sleman, Senin (25/8/2025).

Taufiq mengatakan materi pelatihan di Yogyakarta mencakup strategi agar bisnis tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh secara berkelanjutan. Pendekatan ramah lingkungan juga menjadi salah satu fokus utama pelatihan. 

Mereka akan mendapatkan pembekalan seputar manajemen bisnis, sistem keuangan yang sesuai dengan standar perbankan, hingga penguatan legalitas usaha dan ekspor. "Belajar next step lagi, bagaimana mengelola bisnis dan juga menerapkan bisnis yang ramah lingkungan, dan juga ada aspek untuk menambah keuntungan dari masing-masing UMKM tersebut," kata dia.

Selain penguatan dari sisi teknis bisnis, UMK Academy juga membuka peluang bagi peserta untuk memperluas eksposur dan berbagi pengalaman satu sama lain mengingat program ini tidak hanya diperuntukkan bagi UMKM binaan Pertamina. Beberapa peserta yang berasal dari luar binaan juga diikutsertakan selama memenuhi kriteria tertentu, seperti memiliki sertifikasi halal dan PIRT, serta potensi usaha berkembang.

"Artinya Pertamina tidak menutup mata, bahwa semua UMKM yang memiliki usaha berkembang dan lolos seleksi tetap diikutsertakan dalam pelatihan ini supaya mereka bisa naik level," ungkapnya.

Lebih lanjut, Taufiq menyebut, sejumlah peserta bahkan telah berhasil menembus pasar ekspor. Oleh karena itu, pelatihan ini juga memperkuat aspek legalitas ekspor agar pelaku usaha lebih siap dalam perdagangan internasional. Tak hanya berhenti di pelatihan, ia menyampaikan pendampingan terhadap pelaku UMKM juga akan dilakukan melalui partisipasi rutin di berbagai pameran nasional maupun internasional.

"Kita mendorong mereka keluar dari Jogja supaya mereka meraih pasar di luar Jogja," ungkap Taufiq.

Tanggapan Peserta UMK Academy

Salah satu peserta UMK Academy, Vitalia Pamungkas, pemilik Batik Jinggar asal Yogyakarta, mengungkapkan manfaat besar yang ia rasakan dari program ini. "Dengan mengikuti pelatihan ini kami bisa mendapatkan wawasan yang lebih banyak sekaligus bertemu sesama UMKM, sehingga kami bisa berjejaring dan mempromosikan produk kami lebih luas lagi," kata Vita.

Ia juga memperkenalkan Batik Jinggar yang telah berdiri sejak 2010 ini cukup dikenal masyarakat pasalnya mengangkat motif batik kuno dengan sentuhan modern. Vitalia bekerja sama dengan para pembatik berusia lanjut untuk mempertahankan nilai tradisi, namun tetap relevan dengan pasar saat ini. 

Adapun produk Batik Jinggar miliknya ini telah dipasarkan ke luar negeri, berkat dukungan Pertamina dalam pameran internasional.

"Sudah sampai dibawa ke Dubai, Malaysia, kemudian ada juga di Singapura," ucapnya.

Sementara peserta UMK Academy lainnya,  Tiko, pemilik UMKM Sambal Mbak Ririn menyampaikan UMK Academy juga membuka wawasan baru baginya secara individu. Ia menceritakan berawal dari pengalamannya sebagai pelaut, Tiko menangkap peluang bisnis dari kebiasaan dan kebutuhan para pekerja di laut.

Dari situlah ide bisnis sambal botolan khas rumahan mulai dikembangkan hingga menyasar komunitas pelaut dan diaspora Indonesia di berbagai negara.

"Target pasarnya adalah pelaut karena background saya adalah pelaut. Jadi ketika itu saya melihat pasar bahwa pelaut itu, selain yang dirindukan adalah keluarga, ternyata sambal makanan favorit," kata Tiko.

Produksinya kini telah mencapai 5.000–6.000 botol per bulan, dengan tiga varian best seller: sambal baby cumi, sambal tuna, dan sambal teri. Produk ini juga telah menembus pasar luar negeri, dimulai dari ekspor perdana ke Singapura pada 2022, berkat kerja sama dengan Universitas Merdeka. Tiko menyebut, keikutsertaannya dalam UMK Academy menjadi langkah penting untuk meng-upgrade pengetahuan bisnis, sekaligus memperluas jaringan usaha.

"Dengan ikut pelatihan seperti ini, kami bisa tambah ilmu, tahu apa yang dibutuhkan untuk naik kelas, dan bisa memperluas akses pasar, terutama buat kami yang sudah mulai ekspor,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement