Rabu 10 Sep 2025 15:05 WIB

Rayakan Kiprah Satu Dekade, CfDS UGM Luncurkan Mata Kuliah Kecerdasan Digital

Kelahiran CfDS merupakan respons perubahan besar yang ditimbulkan revolusi digital.

Rep: Dian Astri Nataliya/ Red: Fernan Rahadi
Merayakan satu dekade usianya, CfDS Fisipol UGM melakukan seremoni potong tumpeng sebagai simbol rasa syukur di Auditorium Fisipol UGM Lantai 4, Selasa (9/9/2025).
Foto: Dian Astri Nataliya
Merayakan satu dekade usianya, CfDS Fisipol UGM melakukan seremoni potong tumpeng sebagai simbol rasa syukur di Auditorium Fisipol UGM Lantai 4, Selasa (9/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Center for Digital Society (CfDS) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada merayakan satu dekade kiprahnya sekaligus membuka Mata Kuliah Kecerdasan Digital (MKKD) pada Selasa (9/9/2025). Acara yang digelar di Auditorium Fisipol UGM lantai 4 itu mengusung tema 'A New Era to Rethink Digital' untuk perayaan 10 tahun CfDS dan 'Membangun Ekosistem Digital yang Humanis dan Inklusif' untuk pembukaan MKKD.

Sejak berdiri 10 tahun lalu, CfDS konsisten mengawal transformasi digital lewat riset, advokasi, dan literasi publik. Salah satu inisiatif utamanya, MKKD, sudah berjalan sejak 2020 bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Kelas terbuka dan gratis ini telah menjangkau lebih dari 40 ribu peserta, dengan pengajar dari berbagai latar belakang, mulai dari akademisi, pemerintah, hingga industri.

Dekan Fisipol UGM, Wawan Mas’udi, menyampaikan bahwa kelahiran CfDS merupakan bentuk respons terhadap perubahan besar yang ditimbulkan revolusi digital. Menurutnya, transformasi teknologi tidak boleh hanya menghasilkan ketergantungan baru, tetapi harus memperkuat aspek kemanusiaan.

"Kami tidak ingin transformasi digital menciptakan imperialisme baru dan ketergantungan baru," ucap Wawan. Ia menekankan bahwa MKKD hadir sebagai inovasi kelembagaan yang ditujukan untuk menguatkan sisi manusia di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

Perayaan satu dekade CfDS ditandai dengan pemotongan tumpeng sebagai simbol syukur. Sekretaris Eksekutif CfDS, Syaifa Tania, mengungkapkan tema besar tahun ini menjadi momentum untuk merefleksikan kembali relasi antara manusia, teknologi, dan alam.

"Melalui tema ‘A New Era to Rethink Digital,’ kami mengajak semua pihak untuk memikirkan kembali relasi tersebut agar tercipta ekosistem digital yang sehat dan berkelanjutan," ucap Tania.

Talk Show 'Membangun Ekosistem Digital yang Humanis dan Inklusif'

Rangkaian acara berlanjut dengan diskusi publik yang menghadirkan Janitra Haryanto dari Salesforce serta dosen Hubungan Internasional UGM, Suci Lestari Yuana.

Dalam sesi bertajuk “Membangun Ekosistem Digital yang Humanis dan Inklusif”, para narasumber menekankan pentingnya menempatkan manusia sebagai pusat dalam pengembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI).

Janitra menyampaikan bahwa kecerdasan buatan (AI) seharusnya berperan untuk memperkuat kemampuan manusia, bukan menggantikannya. Ia juga menilai etika, transparansi, dan akuntabilitas perlu diperhatikan sejak awal pengembangan teknologi.

“Kami berusaha mendesain AI agar tidak menggantikan manusia, melainkan mendukung dan meningkatkan kemampuan manusia," katana.

Di sisi lain, Dr Suci Lestari Yuana menilai bahwa AI bukan sekadar teknologi, melainkan bagian dari sistem sosio-teknis yang berinteraksi dengan struktur sosial, budaya, politik, dan ekonomi. Ia juga menyoroti adanya risiko bias serta ketidakadilan yang bisa muncul dari kapitalisasi teknologi.

“Ujian paling besar dalam pengembangan AI adalah, apakah kita bisa menahan kapitalisasi massal dari teknologi itu," ungkapnya. Menurut Suci, pendekatan interdisipliner sangat dibutuhkan agar AI bisa dikembangkan secara lebih humanis dan inklusif.

Acara yang dipandu peneliti CfDS, Ayom Mratita Purbandani, ini juga menegaskan komitmen CfDS untuk terus membuka ruang dialog lintas sektor. Perayaan 10 tahun ini tidak sekedar menjadi ajang selebrasi, tetapi juga momentum penting untuk memastikan inovasi digital di Indonesia tetap berorientasi pada manusia serta mendorong terciptanya ekosistem digital yang sehat, adil, dan berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement