Rabu 17 Dec 2025 14:30 WIB

Pemda DIY Didorong Hadirkan Co Working Space bagi Anak Muda

Eko melihat semangat anak muda masih kuat dan relevan dengan nilai kebangsaan.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Co Working Space. Ilustrasi
Foto: ABCNews
Co Working Space. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Daerah Istimewa Yogyakarta yang selama ini dikenal sebagai kota pelajar dinilai perlu melangkah lebih jauh dengan menghadirkan ruang-ruang kolaboratif bagi generasi muda. Di tengah tantangan dunia kerja dan berkembangnya ekonomi kreatif, kaum muda membutuhkan wadah yang tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga ruang bertumbuh, berjejaring, dan mengembangkan ide-ide inovatif.

Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto mengatakan perjuangan untuk kaum muda tidak bisa dilepaskan dari upaya membuka akses pendidikan dan menciptakan lapangan kerja yang adil. Menurutnya, anak muda harus terus didorong agar berani bersuara, menyampaikan kebenaran, serta mengembangkan potensi diri.

Ia mengatakan kehadiran co working space dinilai penting agar potensi kreativitas generasi muda Jogja tidak berhenti pada gagasan, tetapi mampu diwujudkan menjadi karya dan peluang ekonomi.

"Kita lanjutkan perjuangan mewujudkan akses pendidikan kaum muda menjadi sarjana, berjuang menciptakan lapangan kerja. Berjuang tanpa kenal lelah memperjuangkan kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan rakyat. Apalagi kaum muda adalah pemimpin masa depan Indonesia," kata Eko, Rabu (17/12/2025).

Eko melihat semangat anak muda di Yogyakarta masih sangat kuat dan relevan dengan nilai-nilai kebangsaan yang diwariskan sejak Sumpah Pemuda 1928. Baginya, nasionalisme generasi muda hari ini hadir dengan wajah yang lebih beragam dan kreatif.

Anak muda saat ini, tidak lagi mengekspresikan kecintaan pada bangsa hanya melalui cara-cara konvensional, tetapi juga lewat musik, diskusi publik, hingga aksi sosial yang menyentuh persoalan nyata di masyarakat.

Menurut Eko, semangat yang ditunjukkan kaum muda di Yogyakarta ini harus difasilitasi. Ia menilai ekspresi kreatif tersebut perlu mendapat dukungan konkret dari pemerintah daerah.

Tanpa fasilitas yang memadai, kreativitas anak muda berisiko terhambat dan tidak berkembang maksimal. Karena itu, Pemerintah Daeraah DIY didorong untuk hadir melalui kebijakan dan program yang berpihak pada kebutuhan generasi muda, baik di bidang pendidikan, ketenagakerjaan, maupun pengembangan ekonomi kreatif.

"Kita harapkan Pemda DIY dapat memfasilitasi akses pendidikan hingga sarjana dan akses lapangan kerja bagi kaum muda. Bisa pakai APBD, juga bisa pakai CSR. Kan sudah ada Perda CSR, bisa digunakan untuk membantu kuliah. Untuk mendukung kreatifitas kaum muda, kita harap Perda DIY serius sediakan fasilitas co working space bagi kaum muda," ucapnya.

Lebih jauh, Eko menekankan bahwa co working space bukan sekadar bangunan fisik, melainkan ruang strategis untuk membangun ekosistem kreatif anak muda.

Di tempat tersebut, ide-ide segar dapat dipertemukan, kolaborasi lintas bidang dapat tumbuh, dan inovasi dapat lahir. Ia berharap Pemda DIY tidak setengah-setengah dalam menerjemahkan potensi besar generasi muda Yogyakarta, melainkan hadir secara nyata melalui kebijakan dan fasilitas yang berkelanjutan.

"Co working space bisa buat tempat belajar sekaligus bekerja utamanya menopang tumbuh kembangnya ekonomi kreatif," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement