Selasa 01 Jun 2021 15:37 WIB

Varian Baru Covid-19 di DIY Belum Terdeteksi

Satgas DIY mewaspadai varian baru Covid-19 dengan melakukan genomic surveillance.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 DIY menyebut belum terdeteksi varian baru Covid-19 di wilayah DIY. Satgas DIY sudah mewaspadai varian baru Covid-19 dengan melakukan genomic surveillance.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 untuk DIY, Berty Murtiningsih mengatakan, genomic surveillance ini dilakukan secara rutin guna mendeteksi potensi adanya mutasi Covid-19. Genomic surveillance sudah dilakukan sejak keluarnya surat dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) beberapa waktu lalu.

"Kita ini diminta untuk mewaspadai varian baru ini dengan aktif melakukan surveilance dengan cara mengambil sampel dan kemudian diperiksa lebih lanjut terhadap genome-nya," kata Berty dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Republika secara virtual bertema 'Mewaspadai Varian Baru Covid-19', Senin (31/5).

Berty menjelaskan, kriteria dari sampel yang diambil salah satunya di daerah dengan penyebaran Covid-19 yang cukup cepat di masyarakat. Selain itu, sampel dari WNA dan WNI yang positif saat kembali ke DIY juga diambil.

Kelompok rentan yang dinyatakan positif juga menjadi kriteria pengambilan sampel untuk mendeteksi varian baru Covid-19 oleh Satgas Penanganan Covid-19 DIY, dalam hal ini dinas kesehatan. Begitu pun dengan penyintas Covid-19 yang kembali dinyatakan positif juga diambil sampelnya.

"Dari kriteria-kriteria itu kita ambil sampelnya. Untuk sampel ini Kita sudah ada laboratorium rujukan dan sudah dibagi oleh Kemenkes bahwa kita kirimnya ke (laboratorium) UGM," jelas Berty.

Dalam pengambilan sampel, ia menuturkan, tidak dilihat apakah kasus positif tersebut berat atau ringan. Namun, kasus positif baik itu dengan kondisi ringan maupun berat tetap diambil berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan.

"Teman-teman (di lapangan yang melakukan pengambilan sampel) kita upayakan kalau ada kasus, tidak melihat bahwa kasus itu berat atau ringan. Jadi kalau ada WNI yang datang atau pekerja migran misalnya, kemudian dia positif, ini juga harus kita ambil sampelnya untuk diperiksa," ujarnya.

Pengambilan sampel untuk genome surveillance ini sudah dilakukan di lima kabupaten/kota se-DIY. Walaupun begitu, belum seluruh kabupaten/kota yang melaporkan berapa saja sampel yang sudah diambil.

Utamanya, pengambilan dilakukan di Kabupaten Sleman. Sebab, belakangan ini sudah ditemukan dua klaster baru penularan Covid-19 di Sleman dengan kasus terkonfirmasi positif yang sudah dilaporkan lebih dari 100 kasus.

"Kemarin kita di Sleman pernah diambil sampelnya, kemarin ada beberapa klaster yang penularannya sudah memasuki kriteria (untuk diambil sampel). Di Kota Yogyakarta, di Kabupaten Kulon Progo juga ada karena waktu itu ada pekerja migran yang datang dan positif," katanya.

Berty pun belum dapat memastikan berapa sampel yang sudah diambil hingga saat ini. Namun, ia menegaskan bahwa genome surveillance akan terus dilakukan guna mendeteksi adanya potensi varian baru Covid-19 di DIY.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement