Selasa 01 Feb 2022 19:53 WIB

Vaksinasi Dosis Pertama di Gunung Kidul Mencapai 85,24 Persen

Vaksinasi penguat masif dilakukan setelah dosis pertama dan kedua tercapai.

Vaksinasi Dosis Pertama di Gunung Kidul Mencapai 85,24 Persen (ilustrasi).
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Vaksinasi Dosis Pertama di Gunung Kidul Mencapai 85,24 Persen (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,GUNUNG KIDUL -- Vaksinasi COVID-19 dosis pertama di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sudah mencapai 85,24 persen atau 507.292 orang dari total 592.145 sasaran.

"Kami masih melakukan penyisiran terhadap warga Gunung Kidul yang belum mendapat vaksinasi, khususnya dosis pertama," kata Kepala Dinas Kesehatan Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Selasa (1/2/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan vaksinasi dosis kedua mencapai 75,52 persen atau 449.472 sasaran dan dosis ketiga mencapai 2,97 persen atau 17.685 sasaran. Vaksinasi COVID-19 anak usia 6-11 tahun dosis pertama sudah mencapai 89,12 persen atau 50.432 orang dari total 56.586 sasaran, sedangkan dosis kedua mencapai 10,58 persen atau 5.984 sasaran.

Vaksinasi dosis ketiga dengan sasaran petugas publik sebanyak 6,62 persen atau 4.348 orang dari total 65.643 sasaran, lansia mencapai 1,25 persen atau 1.550 orang dari total 124.129 sasaran, dan masyarakat umum mencapai 2,68 persen atau 9.200 orang dari total 343.204 sasaran. "Kami berupaya meningkatkan capaian vaksinasi dosis ketiga baru mencapai 2,97 persen. Meski tidak menjadi kewajiban, tapi dosis ketiga ini sangat penting bagi lansia, tenaga kesehatan, dan pelayanan publik untuk mencegah risiko bila terpapar COVID-19," katanya.

Wakil Bupati Gunung Kidul Heri Susanto menyampaikan vaksinasi penguat masif dilakukan setelah dosis pertama dan kedua tercapai sehingga kekebalan kelompok dari penularan virus semakin kuat. Hal ini akan berdampak pada mobilitas dan gerak ekonomi masyarakat yang semakin baik karena imunitas kuat.

Ia mengingatkan masyarakat untuk tetap patuh terhadap protokol kesehatan dan mendorong peran serta masyarakat dalam sosialisasi untuk menyukseskan program vaksinasi karena vaksin aman. "Terlebih dengan varian baru Omicron yang diprediksi akan meningkat di Februari, menurut para ahli," kata dia.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement