Selasa 06 Sep 2022 17:38 WIB

Tolak Kenaikan BBM, PMII Gelar Aksi di Tugu Kartasura

Kenaikan ini akan berdampak pada komoditas lain, khususnya pangan.

Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana aksi unjuk rasa mahasiswa PMII di Tugu Bundaran Kartasura, Selasa (6/9/2022).
Foto: Muhammad Noor Alfian
Suasana aksi unjuk rasa mahasiswa PMII di Tugu Bundaran Kartasura, Selasa (6/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar unjuk rasa untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Demonstrasi digelar di kawasan Tugu Kartasura, Kartasura, Jawa Tengah, Selasa (6/9/2022) siang.

Dalam aksi tersebut, massa PMII menyanyikan yel yel sebagai bentuk protes atas kebijakan kenaikan BBM. "Naik naik BBM naik, BBM naik tinggi sekali". 

Massa aksi juga membentangkan spanduk bertuliskan 'Tolak kenaikan harga BBM', 'BBM naik, rakyat tercekik', 'Kukira yang naik aspirasi rakyat ternyata harga BBM.'

Ketua PPMI Cabang Sukoharjo, Misbah Munir mengatakan, aksi kali adalah untuk menolak kenaikan BBM. Pasalnya, kenaikan ini akan berdampak pada komoditas lain, khususnya pangan.

"Kami menolak kenaikan, kami menolak kenaikan harga BBM, sesuai instruksi PB PMII kenaikan ini akan berdampak ke hal yang lain seperti komoditas pangan," katanya saat aksi.

Misbah pun mendesak pemerintah untuk serius memberantas mafia BBM. Ia juga mendesak pemerintah agar segera menerapkan kebijakan subsidi.

Dijelaskan bahwa aksi dimulai dari long march dari lapangan Gumo, kampus UIN Raden Mas Said, dan menuju bundaran Tugu Kartasura.

"Sekaligus kami mendesak cabut izin operasional PT Rum, mendorong Pemda Sukoharjo membongkar konstruksi pipa limbah yang tak berizin. Kami mendesak KLH, Polres, Pemda Sukoharjo untuk memproses PT Rum," tegas dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan kenaikan harga BBM jenis pertalite, solar, dan pertamax. Harga baru BBM bersubsidi dan non-subsidi mulai berlaku pada Sabtu (3/9/2022) pukul 14.30 WIB.

Harga Pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10 ribu per liter. Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement