Rabu 24 Feb 2021 13:59 WIB

Lima Santri Putri Meninggal Dunia Tertimpa Tebing Longsor

Musibah tebing longsor terjadi di dekat Pondok Pesantren An-Nidhomiyah Pamekasan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Sejumlah kendaraan melintas di jalur rawan longsor (ilustrasi).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Sejumlah kendaraan melintas di jalur rawan longsor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Sebanyak lima orang santri Pondok Pesantren An-Nidhomiyah Pamekasan, Jawa Timur, meninggal dunia akibat musibah tebing longsor pada Rabu (24/2) sekitar pukul 02.00 WIB. Lokasi kejadian di Dusun Jepun, Desa Bindang, Kecamatan Pasean, sekitar 45 kilometer ke arah utara Kota Pamekasan, Jawa Timur.

"Total jumlah korban tujuh orang, lima orang meninggal dunia, satu orang patah tulang dan satu orang santri lainnya selamat," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan, Budi Cahyono, Rabu.

Kelima orang santri korban tebing longsor yang meninggal dunia itu, semuanya berasal dari luar Kabupaten Pamekasan, yakni dari Kabupaten Jember sebanyak tiga orang, Sampang satu orang dan dari Kabupaten Sumenep sebanyak satu orang.

Masing-masing bernama Santi (14 tahun) warga Desa Dukohmencek, Kecamatan Sukorambi, Nur Azizah (13) dari desa yang sama, serta Siti Komariyah (17) asal Desa Palampang, Kecematan Sumber Jambi, Jember Jawa Timur.

Korban meninggal dunia dari Kabupaten Sampang bernama Robiatul Adawiyah (14) asal Desa Poreh, Kecamatan Karangpenang, sedangkan yang dari Kabupaten Sumenep bernama Nabila (12), asal Desa Sempong Barat, Kecamatan Pasongsongan.

Dua di antara kelima jenazah korban tebing longsor, sudah berada di rumah duka. Sedangkan tiga orang santri meninggal lainnya yang berasal dari Jember akan diantarkan ke rumah duka. "Saat ini kami masih berkoordinasi untuk pemulangan ketiga orang jenazah ini," kata Budi menjelaskan.

Musibah bencana alam tebing longsor ini yang menimpa santri Pondok Pesantren An-Nidhomiyah asuhan KH Muhedi ini terjadi Rabu sekitar pukul 02.00 WIB.Bencana alam yang menelan korban lima orang santri meninggal dunia, satu orang patah tulang dan satu orang lainnya selamat ini berawal dari hujan lebat yang terjadi mulai sekitar pukul 00.30 WIB.

Tiba-tiba tebing setinggi sekitar tujuh meter yang ada di samping pondok pesantren longsor dan menimpa dua kamar pondok putri yang ditempati tujuh orang. Warga di sekitar pesantren langsung bergotong royong menyingkirkan material tanah yang menimpa dua kamar pondok santri putri.

"Tiga orang berhasil dievakuasi sesaat setelah kejadian, dan dua santri lainnya, tadi sekitar pukul 7.00 WIB," kata Budi.

Kecamatan Pasean termasuk salah satu wilayah dengan status daerah rawan longsor diantara tujuh kecamatan lainnya yang masuk daerah rawan bencana lainnya. Selain Pasean, kecamatan lain yang juga masuk dalam status rawan bencana tanah longsor, Kecamatan Waru, Pakong, Pegantenan dan Kecamatan Kadur, Pamekasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement