REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pandemi Covid-19 telah melanda bumi nusantara selama setahun. Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengebut pelaksanaan vaksinasi Covid-19 agar pemulihan ekonomi segera terwujud, termasuk pembelajaran tatap muka (PTM) yang ditargetkan dimulai pada Juli mendatang. Karenanya, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, meminta agar Kota Solo diprioritaskan dalam distribusi vaksin Covid-19.
Gibran mengakui, keterbatasan jumlah vaksin membuat semua daerah mengejar kuota vaksin yang didistribusikan pemerintah provinsi dari Kementerian Kesehatan.
"Tapi yang jelas saya minta Solo untuk diprioritaskan karena Solo ini menopang daerah-daerah lain di sekitarnya, seperti Sragen, Karanganyar, Sukoharjo kalau sakit kan rumah sakitnya di Solo, makanya saya minta untuk diprioritaskan," kata Gibran kepada wartawan di Balai Kota Solo, Selasa (2/3).
Putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut menilai, manajemen vaksin di Solo sudah cukup baik. Selain itu, Dinas Kesehatan Kota (DKK) memiliki ruang penyimpanan vaksin atau cold storage dengan kapasitas cukup besar. Sehingga, ketika DKK Solo mendapat suplai vaksin dalam jumlah besar sudah siap.
"Saya yakin suplai tidak akan tersendat. Saya yakin akan tersedia terus, tapi mungkin belum dalam jumlah masif ya," ujar bapak dua anak tersebut.
Menurutnya, ketersediaan vaksin menjadi tugas Gubernur Jawa Tengah (Jateng) dan Menteri Kesehatan untuk membagi ke setiap daerah.
"Saya yakin Solo masuk prioritas karena Solo termasuk pusat kegiatan ekonomi di Jateng. Yang penting vaksinasinya ngebut terus," ucapnya.
Gibran juga menyebut, kasus penyebaran Covid-19 di Solo sudah mulai landai dan mulai terkendali. Penularan terhadap tenaga kesehatan (nakes) juga sudah tidak setinggi sebelumnya. Namun, terkait kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), akan mengikuti instruksi dari Pemprov Jateng.
"Pokoknya kami fokusnya vaksinasi dulu. Kami pemetaan mana yang zona merah. Tapi ini grafiknya mulai landai kok, mulai membaik, tapi vaksinasi kami genjot terus," imbuhnya.
Vaksinasi Covid-19 di Solo sudah memasuki tahap kedua yang menyasar pedagang pasar tradisional, warga lanjut usia (lansia), guru, dan pelayan publik lainnya.
Di sisi lain, Gibran menilai penerapan protokol kesehatan di masyarakat sudah membaik, tetapi masih perlu dikontrol secara rutin. "Kalau itu sih ya tetap setiap hari harus dikontrol terus, mengingatkan pakai masker, jaga jarak harus diingatkan dan dikontrol," ujarnya.
Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo hingga 1 Maret 2021, jumlah kasus penularan Covid-19 secara kumulatif mencapai 9.508 orang. Pada Senin (1/3) terjadi penambahan kasus baru sebanyak 42 orang.