REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, penerapan PPKM maupun PPKM Mikro terbukti efektif mengendalikan penularan Covid-19 di wilayah setempat. Namun demikian, menurutnya masih diperlukan upaya yang lebih besar lagi untuk dapat menghentikan penyebaran Covid-19 di Jawa Timur. Maka dari itu pemerintah memutuskan memperpanjangan PPKM Mikro.
Khofifah berharap, seluruh masyarakat di Jatim tidak sampai lengah dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan meskipun kasus penyebaran Covid-19 mengalami penurunan. Yakni dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjuhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi serta interaksi.
"Pelaksanaan PPKM Mikro tahap pertama dan kedua ini memang mampu menurunkan penyebaran Covid-19 di Jatim, namun saya berpesan agar masyarakat jangan sampai lengah dan terus tingkatkan disiplin dalam menerapkan protkes," kata dia, Senin (8/3).
Khofifah juga meminta kepada beberapa kepala daerah yang mampu menekan laju penyebaran Covid-19 di daerahnya untuk memberikan rekomendasi strategis. Harapannya agar strategi tersebut dapat diadaptasi oleh daerah-daerah lainnya.
"Kami mohon untuk para wali kota dan bupati bisa menjelaskan upaya strategis yang telah dilakukan sehingga dapat diadopsi di kota dan kabupaten lain. Ini penting, sebagai rekomendasi untuk upaya optimalisasi pelaksanaan PPKM Mikro tahap selanjutnya di Jatim," ujarr Khofifah.
Khofifah mengatakan, selama PPKM tahap 1 dan 2, serta PPKM mikro tahap 1 dan 2, tingkat keterisian rumah sakit Isolasi turun dari 79 persen menjadi 35 persen. Begitupun tingkat keterisian ICU yang turun dari 72 persen menjadi 52 persen. Artinya, keterisian rumah sakit di Jawa Timur sudah sesuai syarat dari WHO yakni di bawah 60 persen.
"Ini artinya bahwa PPKM Mikro betul-betul memberikan dampak yang luar biasa terhadap penurunan kasus Covid-19 di Jatim," kata Khofifah.