REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) kembali membuka pelatihan balai latihan kerja (BLK) di Kota Solo, Jawa Tengah, dengan keterampilan baru, yakni barista jamu tradisional. Jika bisanya jamu tradisional diracik oleh pedagang jamu, kali ini peracik tersebut memiliki sertifikat seperti barista yang biasa ada di bar dan restoran.
Keahlian baru di BLK Solo ini diresmikan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka pada Rabu (11/3). Ida mengatakan, dengan adanya keahlian baru di BLK Surakarta, harus menjadi titik pertrmuan antara kebutuhan industri dan dunia usaha.
Pasalnya, BLK harus menjadi rumah yang nyaman bagi kepentingan dunia industri dan dunia usaha. "Saya kira konsumsi jamu pada saat pandemi Covid-19 ini meningkat, yang menyesuaikan pada kebutuhan masyarakat untuk sehat. Jadi ada kedekatannya dengan barista tapi pengolahan jamu, minuman yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat," kata Ida di Solo.
Menurut Ida, Solo adalah salah satu daerah yang mempunyai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkembang pesat. Dia pun meminta BLK Surakarta dengan dukungan Pemkot Solo selalu menyesuaikan pelatihan dengan perkembangan industri setempat. Sehingga SDM yang dilahirkan BLK Solo mampu mengisi kebutuhan dunia usaha atau industri.
"Saya minta kepada BLK Surakarta untuk selalu mengikuti kebutuhan masyarakat, kebutuhan dunia usaha dan industri, tadi juga ditandatangani perjanjian kerja bersama Pemerintah Kota Surakarta dengan dunia usaha dan industri," kata politikus PKB itu.
BLK Surakarta adalah salah satu BLK UPTP (Unit Pelaksana Teknis Pusat) yang dikelola oleh Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemenaker. BLK ini berdiri pada tahun 1947 dan menjadikannya sebagai BLK tertua di Indonesia. Sebelum adanya kejuruan barista jamu, BLK Surakarta telah memiliki 12 program kejuruan.
Ida berpesan perlu konsentrasi untuk meningkatkan kompetensi, terutama bagi teman-teman yang belum mendapatkan pekerjaan. Karena itu BLK dihadirkan menyiapkan pasar kerja, meningkatkan kompetensi. "Di samping itu kami juga konsentrasi meningkatkan kompetensi bagi calon pelaku usaha mikro dan kecil," kata Ida.