Jumat 12 Mar 2021 17:06 WIB

Pendidikan Profesi Guru UMM Luncurkan 22 Buku

Setiap pengajar profesional sudah seharusnya dapat menulis dengan baik.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UMM.
Foto: Dokumen.
Kampus UMM.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meluncurkan 22 buku. Puluhan buku tersebut merupakan karangan dari para mahasiswa PPG yang diambil sumpah yudisium, beberapa waktu lalu.

Penanggung jawab, Arina Restian menjelaskan, program peluncuran buku dilaksanakan dengan tujuan untuk melengkapi kemampuan para wisudawan dalam hal menulis. Ia menilai setiap pengajar profesional sudah seharusnya dapat menulis dengan baik. "Hingga mampu mencetuskan sebuah karya," kata Arina.

Menurutnya, selama ini tdak banyak pendidik memiliki kemampuan menulis. Padahal kemampuan tersebut merupakan hal yang penting bagi mereka.

Ia mengaku inisiatif program peluncuran buku berawal dari idenya. Dirinya ingin guru profesional juga bisa menelurkan karya. Apalagi melihat bahwa ia juga sudah menulis dan menerbitkan beberapa buku hingga akhirnya program tersebut dapat berjalan dengan baik.

"Saya ingin mengajak dan mendorong seluruh elemen pengajar profesional agar mampu menulis dan menjadi contoh bagi anak-anak didiknya,” ungkapnya, Jumat (12/3).

Menurut dia, 22 buku yang diluncurkan memiliki berbagai tema yang sudah ditentukan. Ada yang  berisi tentang pengembangan media pembelajaran dan ada pula yang membahas terkait penguatan karakter serta pendidikan karakter di Indonesia.

Meski begitu, ia mengaku komitmen menulis menjadi kendala dalam penyusunan buku-buku tersebut. "Tentu saja semua agenda menemui kendala. Begitupun dengan penyusunan karya-karya ini. Namun jika kita memiliki komitmen yang kuat, kendala-kendala yang ada akan lebih mudah dihadapi,” katanya.

Salah satu penulis buku, Nanang Fauzi menyampaikan, program ini bisa menjadi nilai positif, khususnya bagi para wisudawan. Ia juga menemui berbagai kendala saat mulai menulis buku. Salah satunya mengenai masalah referensi yang sulit ditemukan.

Namun pada akhirnya dia mencari alternatif lain. Nanang berharap buku-buku yang sudah diluncurkan dapat memberikan manfaat lebih bagi para pembaca. Khususnya bagi para pengajar yang ada.

Usai dibaca, ide-ide yang tersemat di buku juga bisa diadopsi dan diterapkan dalam proses belajar-mengajar. "Selain itu juga berharap karya tersebut mampu menjadi pelecut agar para pendidik lebih bersemangat dalam menulis dan menerbitkan buku," kata dia, menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement