REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, akan mengatur pola tanam cabai sebagai upaya memastikan ketersediaan pasokan demi memenuhi kebutuhan cabai baik lokal maupun lintas daerah serta mencegah serangan penyakit.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih mengemukakan di Kabupaten Kediri luas ahan yang ditanami cabai saat ini sekitar 3.000 hektare namun yang sudah panen sekitar 2.000 hektare, sedangkan sisanya belum waktunya panen.
"Yang perlu dimonitor itu yang belum waktunya panen, daunnya sudah keriting dan biasanya bunga dan buah kecil. Ini yang diantisipasi," kata Tutik, Ahad.
Ia mengatakan kondisi ini bisa terjadi hingga Mei 2021, padahal dari hitungan awal yang telah dilakukan oleh petugas lapangan Maret sudah panen semua. Untuk itu, pemda perlu mengatur pola tanam cabai, agar pasokan di pasar juga tetap stabil, sehingga harga pun juga tidak mahal.
"Awal hitungan kami, dari analisa itu Maret, tapi nyatanya teman-teman menginformasikan terjadi hingga Mei. Ini perlu kami matangkan pola tanamnya, produksi range per bulan ini yang dimatangkan," ujar dia.
Pihaknya berharap dengan kebijakan itu nantinya pasokan cabai terus tersedia. Harga cabai juga menjadi lebih stabil dan tidak naik tinggi. Saat ini, harga cabai juga relatif mahal sekitar Rp 100 ribu per kilogram.
Ia mengakui Kabupaten Kediri salah satu pemasok cabai untuk kebutuhan nasional. Beberapa daerah seperti Blitar, Banyuwangi, Tuban, Batu, termasuk Malang yang juga pemasok cabai, produksinya turun, sehingga cabai dari Kabupaten Kediri juga banyak dicari.
Secara produksi cabai, di Kabupaten Kediri produksinya bisa hingga 23 ton per panen. Namun, untuk kebutuhan di Kabupaten Kediri yang sekitar 7 ton, masih mencukupi untuk kebutuhan warga.
Pihaknya mengklaim Kabupaten Kediri mampu memasok hingga 70 persen untuk kebutuhan nasional. Beberapa daerah yang sentra cabai di Kabupaten Kediri antara lain Kecamatan Puncu dan Kepung.
Namun, ia juga mengakui saat ini serangan hama masih menjadi kendala tersendiri termasuk untuk tanaman cabai di Kabupaten Kediri. Untuk itu, pemda juga berupaya keras agar produksi tanaman cabai di kabupaten ini kualitasnya menjadi lebih baik.
"Ada penurunan produksi, karena cuaca, hama antara 40-60 persen," kata dia.
Pihaknya juga berkomitmen membantu warga terutama UMKM yang menggunakan cabai sebagai bahan baku utamanya seperti UMKM sambel pecel. Komitmen itu dilakukan dengan menggelar operasi pasar cabai.
Kegiatan operasi pasar itu juga telah dilakukan dengan menjual cabai seharga Rp 50 ribu per kilogram, jauh lebih murah ketimbang harga di pasar sekitar Rp 100 ribu per kilogram. Pemda juga mengkaji terkait dengan kegiatan operasi pasar itu, apakah rutin digelar atau dilakukan dalam waktu tertentu.