REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Pasar maupun toko swalayan di Kota Surabaya, Jawa Timur, diminta menyediakan tempat bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) untuk ikut menggerakkan perekonomian saat pandemi.
Wakil Ketua Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Surabaya Anas Karno mengatakan dari 58 ribu UMKM di Surabaya, yang sudah mendapatkan tempat di swalayan baru sekitar 800 UMKM."Agar aktivitas UMKM tetap lancar, maka barang atau hasil produksinya bisa masuk ke swalayan," ujarnya di Surabaya, Selasa (30/3).
Untuk pendistribusian barang UMKM, Anas mengusulkan kepada Dinas Perdagangan Surabaya agar segera dibentuk tim yang mempunyai tugas memantau UMKM yang sudah menyetorkan hasil produksinya ke pasar atau toko swalayan. "Jadi nanti diketahui mana produk-produk yang sudah didistribusikan," kata Anas.
Tidak hanya itu, soal permodalan untuk UMKM, komisi B sudah mengundang Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Surya Artha Utama milik Pemerintah Kota Surabaya dalam rapat dengar pendapat agar untuk usaha UMKM itu bunganya tidak terlalu tinggi. "Bunganya kalau bisa di kisaran 8 persen setahun kalau bisa diturunkan lagi," kata Anas.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya Wiwik Widayanti mengatakan, pihaknya akan terus mencarikan jalan untuk pelaku UMKM agar bisa eksis seperti sebelum pandemi. "Ada 12 gerai UMKM binaan kami yang miliki omset hampir Rp5,2 miliar pada 2020 atau sebelum pandemi," katanya.
Saat pamdemi, omset UMKM tersebut hanya separuhnya dari sebelumnya. Hal ini dikarenakan para pelaku UMUM memiliki keterbatasan dalam memasarkan produknya. "Kami mencoba mencarikan jalan dan ini mudah mudahan akan berjalan dengan pameran virtual, gerai kami masih jalan artinya kami mendorong kesana," katanya.