REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Madrasah dinilai masih perlu lebih inovatif meningkatkan minat baca pelajar. Apalagi, minat baca masih jadi masalah pendidikan di Indonesia.
"Indonesia kondisinya cukup memperihatinkan, kemampuan literasi membaca masih di bawah rata-rata. Kami mendapat tantangan agar madrasah menjawab perubahan ke depan," kata Kasudbit Kurikulum dan Evaluasi Direktorat KSKK Madrasah Kemenag, Ahmad Hidayatullah dalam webinar PAI Universitas Islam Indonesia (UII).
Ia menuturkan, guru-guru saat ini hendaknya tidak sekadar mengajar, tapi harus mampu mengendalikan suasana kegiatan belajar mengajar. Sehingga, mereka mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam mengajar, ia mengingatkan, guru-guru memberi dan murid-murid menerima. Untuk itu, suasana merupakan salah satu yang bisa diberikan guru-guru, yang bisa dilakukan dengan hubungkan kenyataan sekitar sebagai media pembelajaran.
"Itulah yang kita sebut dengan pembelajaran," ujar Hidayatullah.
Hidayatullah turut mengajak guru-guru memupuk cara pandang siswa tentang Islam sejak dini. Sebab, mereka harus dipahami kalau Islam merupakan ajaran yang terus berkembang, sehingga Islam menjadi ajaran yang sesuai perkembangan zaman.
"Islam update setiap saat tidak lekang oleh zaman, kemudian ibadahnya terjaga. Modernisasi dan anti korupsi, semua harus diiringi perbaikan mutu pembelajaran yang ada di madrasah, semuanya itu dasarnya harus ilmiah," kata Hidayatullah.