REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tiga inovasi pelayanan kependudukan diresmikan Kapanewon Cangkringan di Kabupaten Sleman, DIY. Peluncuran dilaksanakan langsung Bupati Sleman Kustini Purnomo dalam acara Mangayubagyo Boyong Songsong Kapanewon Cangkringan yang kedelapan.
Panewu Cangkringan, Suparmono mengatakan, inovasi ini jadi wujud peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Inovasi pertama ada Kado Manten, memudahkan warga yang melakukan pernikahan langsung mendapat dokumen kependudukan yang baru.
"KTP yang baru dengan status yang sudah berubah, Kartu Keluarga (KK) yang sudah terpisah dengan orang tua, KK mertua, dan KK orang tua, jadi selesai menikah langsung mendapatkan dokumen kependudukan lengkap," kata Suparmono, Rabu (7/4).
Inovasi itu diinisiasi banyaknya pasangan baru menikah yang malas mengurus dokumen kependudukan keluarga. Bahkan, banyak yang lupa mengurus, dan baru ingat saat sudah memiliki anak dan menghambat proses pembuatan akte anak.
Kedua, ada inovasi bernama 3 Jam untuk Sweet 17. Merupakan proses pembuatan KTP baru yang cepat bagi warga Kapanewon Cangkringan yang sudah berumur 17 tahun, dan warga hanya membutuhkan sekitar tiga jam untuk mendapatkan KTP.
Ia berharap, inovasi tersebut dapat mendorong masyarakat yang baru berumur 17 tahun untuk membuat dokumen kependudukan sendiri. Suparmono bersyukur, sejak diuji coba mulai Maret 2021 lalu antusias masyarakat sudah sangat tinggi. "Awal Maret sudah ada 40 KTP baru, sebelumnya biasa hanya 10-15 KTP," ujarnya.
Terakhir, ada inovasi tertib Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk lunas pada Mei. Ia mengaku, sudah berkomitmen bersama lurah-lurah dan dukuh-dukuh agar taat dan mempercepat dalam pembayaran PBB 2021 lunas dengan targetnya Mei.
Pada kesempatan itu, Bupati Sleman, Kustini Purnomo, turut membagikan bantuan sosial kepada lanjut usia dan melakukan penanaman pohon. Ia memberi apresiasi atas inovasi pelayanan kependudukan yang diluncurkan Kapanewon Cangkringan.
Ia berharap, program tersebut dapat memberi kemudahan dan proses yang lebih cepat bagi masyarakat Cangkringan dalam mengurus administrasi kependudukan. Serta, melestarikan dan menumbuh kembangkan kembali kearifan budaya lokal.
Kustini menilai, Boyong Songsong Kapanewon Cangkringan yang diselenggarakan rutin setiap tahun juga untuk melestarikan budaya Jawa. Ia merasa, sudah seharusnya Sleman dapat melestarikan, memajukan kesejahteraan masyarakatnya.
"Tidak hanya dari sisi perekonomian, namun juga dari sisi pelestarian dan pengembangan budaya," kata Kustini.