REPUBLIKA.CO.ID,MADIUN -- Badan Pusat Statistik Kota Madiun mencatat bahwa pada Maret 2021 di wilayah setempat mengalami inflasi dengan laju sebesar 0,19 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai sebesar 105,26.
Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny mengatakan inflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya kenaikan IHK pada sejumlah kelompok pengeluaran. "Sesuai data, dari 11 kelompok pengeluaran komoditas yang ada, sebanyak lima kelompok mengalami inflasi, dua kelompok mengalami deflasi, dan tiga kelompok tidak mengalami perubahan indeks," ujar Dwi Yuhenny dalam keterangannya di Madiun, Rabu (7/4).
Menurut dia, kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil inflasi terbesar yaitu mencapai 0,1519 persen. Komoditas yang signifikan menyumbang inflasi di antaranya adalah kenaikan harga pada cabai rawit, daging ayam ras, bawang merah, dan minyak goreng.
Sedangkan komoditas yang menekan inflasi di antaranya menurunnya harga telur ayam ras, beras, serta sejumlah sayur-sayuran. "Cabai rawit tetap penyumbang inflasi nomor satu. Cabai rawit yang Februari kemarin sudah naik, harga sekarang malah naik lagi. Jadi secara nasional dari 64 kota penghitung inflasi juga mengalami kenaikan harga cabai rawit," tutur Dwi Yuhenny.
Selain kelompok makanan, inflasi juga didorong oleh kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga dengan andil sebesar 0,0251 persen. Kemudian, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar lainnya dengan andil sebesar 0,0170 persen.
Lalu, kelompok transportasi dengan andil sebesar 0,0125 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki dengan andil sebesar 0,0022 persen. Sementara, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan menekan inflasi (deflasi) dengan andil masing-masing sebesar -0,0100 persen dan -0,0040 persen.
Sedangkan kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran; kelompok kesehatan; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya; serta kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan indeks.Data BPS mencatat, dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jatim, semuanya mengalami inflasi di bulan Maret 2021.
Adapun inflasi tertinggi terjadi di Jember 0,45 persen, Banyuwangi 0,31 persen, disusul Kota Madiun 0,19 persen. Kemudian Probolinggo 0,18 persen, Kediri 0,15 persen, Sumenep 0,12 persen, Surabaya 0,09 persen, dan Malang 0,08 persen. Sedangkan Provinsi Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,11 dan nasional mengalami inflasi sebesar 0,08 persen.