Kamis 08 Apr 2021 14:56 WIB

Ada Larangan Mudik, Dispar Yogya Fokus Wisatawan Lokal

Pariwisata di Yogyakarta tetap eksis dan dilakukan berdasar protokol kesehatan.

Pasukan Jagabara berjaga di ujung kawasan Titik Nol Yogyakarta, Ahad (21/3). Sejak vaksinasi Covid-19 massal untuk kawasan Malioboro kunjungan wisatawan naik cukup pesat terutama untuk akhir pekan. Meski masih di pagar, kawasan Titik Nol Yogyakarta masih menjadi tujuan wisatawan menghabiskan sore hari.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Pasukan Jagabara berjaga di ujung kawasan Titik Nol Yogyakarta, Ahad (21/3). Sejak vaksinasi Covid-19 massal untuk kawasan Malioboro kunjungan wisatawan naik cukup pesat terutama untuk akhir pekan. Meski masih di pagar, kawasan Titik Nol Yogyakarta masih menjadi tujuan wisatawan menghabiskan sore hari.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menyiapkan strategi khusus dalam menghadapi larangan mudik agar industri pariwisata tetap berjalan saat libur Lebaran 2021. Yaitu, dengan menarik wisatawan lokal.

"Potensi wisatawan lokal ini yang harus digarap secara serius saat libur Lebaran nanti. Kunjungan wisatawan antar kota dalam provinsi yang akan dioptimalkan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko, di Yogyakarta.

Menurut dia, optimalisasi kunjungan wisatawan lokal saat libur Lebaran tetap harus dilakukan karena sampai sekarang tidak ada aturan atau larangan dari pemerintah pusat untuk menutup tempat wisata.

Aturan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah, lanjut Wahyu, adalah larangan bagi aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat untuk mudik Lebaran dan nantinya akan dilakukan pengetatan di wilayah perbatasan.

 

"Jika wisatawan dari luar provinsi sulit masuk ke Yogyakarta akibat pengetatan di perbatasan, maka yang harus dilakukan adalah menggerakkan wisatawan lokal di DIY," katanya.

Meski demikian, lanjut Wahyu, potensi wisatawan lokal saat libur Lebaran diperkirakan tidak akan seramai apabila dibandingkan potensi wisatawan dari luar daerah.

"Peningkatan kunjungan wisata ke Yogyakarta sempat terjadi pada libur akhir pekan bertepatan dengan peringatan Paskah kemarin. Bahkan rerata okupansi hotel mencapai 60 persen," ujar dia.

Pada libur panjang akhir pekan tersebut, juga sudah dilakukan larangan bagi aparatur sipil negara (ASN) untuk bepergian ke luar daerah meski belum dilakukan pengetatan di perbatasan.

Sementara itu, Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) Aldi Fadlil Diyanto menambahkan, Yogyakarta memang tidak menutup tempat wisata. Sehingga satu-satunya cara agar industri pariwisata tetap berjalan aman adalah dengan menerapkan protokol kesehatan.

"Kami sudah melakukan sosialisasi dan promosi bahwa pariwisata di Yogyakarta tetap eksis dan dilakukan berdasar protokol kesehatan yang ketat," katanya.

Ia mengatakan saat ini sudah mendapatkan banyak pertanyaan dari pelaku usaha jasa pariwisata mengenai prosedur untuk berwisata di Kota Yogyakarta termasuk berbagai persyaratan perjalanan yang harus dipenuhi.

Kegiatan promosi pariwisata melalui Jogja Vaganza yang dilakukan belum lama ini, lanjut dia, juga memberikan hasil yang cukup baik yaitu ada tamu yang datang untuk berwisata ke Yogyakarta.

"Kami harus bisa meyakinkan bahwa pariwisata di Yogyakarta tetap aman dikunjungi dan pasti ngangeni," tegasnya.

 

sumber : Antara.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement