REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) belum mengambil kebijakan untuk menutup tempat wisata setelah daerahnya terkena gempa bumi. Sejumlah tempat wisata, baik air terjun, pantai dan sebagainya masih beroperasi sampai sekarang.
"Tetap buka, karena menang enggak ada instruksi (penutupan) dari Pak Bupati (Malang)," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Malang, Made Arya Wedanthara saat dihubungi wartawan, Senin (12/4).
Made tak menampik hampir sebagian besar tempat wisata di wilayahnya terdampak gempa. Tak terkecuali beberapa pantai di sepanjang pesisir selatan Malang. Selama ini pantai-pantai yang berada di Kabupaten Malang termasuk paling diminati wisatawan domestik.
Dengan adanya kejadian gempa, maka pariwisata di Kabupaten Malang terutama pantai ikut terpengaruh. Banyak wisatawan takut untuk mendatangi pantai-pantai di pesisir selatan Malang. Apalagi titik episentrum gempa berada tidak jauh dari lokasi tersebut.
Made menilai kekhwatiran wisatawan untuk mendatangi pantai setidaknya akan berlangsung sampai satu pekan. Meski demikian, pihaknya akan berusaha menggairahkan kembali pariwisata setelah diterpa bencana. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan promosi yang telah terprogram sebelumnya.
Gempa bumi telah mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Timur (Jatim) Sabtu (10/4) pukul 14.00 WIB. Berdasarkan informasi resmi BMKG, gempa berkekuatan 6,7 yang kemudian diperbaharui 6,1 SR tersebut berpusat di 90 km barat daya Kabupaten Malang dengan kedalaman 25 kilometer (km).
Selanjutnya, Malang Raya kembali diterpa guncangan gempa bumi, Ahad (11/4) pukul 06.54 WIB. Semula BMKG merilis gempa memiliki kekuatan magnitudo 5,5 yang kemudian diperbarui menjadi 5,3. Pusat gempa terletak di laut pada jarak 71 km arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan kedalaman 102 kilometer (km).