REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kunjungan wisatawan di seluruh objek wisata di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tiga hari menjelang Ramadhan 2020, mencapai mencapai 36.214 orang, di mana 80 persennya mengunjungi objek wisata pantai.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunung Kidul Harry Sukmono di Gunung Kidul, Senin, mengatakan jumlah kunjungan wisatawan ada Sabtu (10/4) sebanyak 11.368 orang dan Ahad (11/4) sebanyak 24.846 orang.
"Selama satu setengah bulan terakhir, kunjungan wisatawan ke Gunung Kidul cukup tinggi, khususnya saat Sabtu dan Ahad. Untuk kunjungan wisatawan hari ini, datanya belum masuk," kata Harry.
Ia mengatakan pihaknya tidak mentargetkan kunjungan wisatawan yang akan melakukan padusan di seluruh objek wisata pantai di Gunung Kidul. Meski Gunung Kidul, kasus perkembangan kasus Covid-19 hampir nol, namun Dispar tidak berani mentargetkan kunjungan wisatawan.
"Selama uji coba operasional terbatas di masa pandemi Covid-19 ini, kami tidak mentargetkan kunjungan wisatawan. Yang kami hanya targetkan adalah ketaatan dalam pelaksanaan protokol kesehatan di destinasi wisata yang ada di Gunung Kidul," katanya.
Lebih lanjut, Harry mengatakan hari ini, Dinas Pariwisata juga tidak mengadakan atraksi saat padusan atau mandi besar menjelang memasuki bulan Ramadhan 2021. Saat pandemi seperti ini, yang terpenting pengunjung menjaga jarak, dan selalu menggunakan masker. Jangan sampai terjadi klaster penularan Covid-19 di kawasan wisata.
"Kami berkoordinasi dengan petugas SAR Satlinmas Gunung Kidul untuk melakukan pengawasan kepada pengunjung. Kami mengharapkan wisatawan mentaati protokol kesehatan di objek wisata," harapnya.
Sementara itu, Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Gunung Kidul Surisdiyanto mengakui terjadi peningkatan kunjungan selama dua hari. Pihaknya meningkatkan pengawasan kepada pengunjung agar tidak terjadi kerumunan dan tetap menggunakan masker. Selain itu juga tetap aman saat bermain air.
"Kami melakukan pengawasan dari Poktunggal sampai Bukit Paralayang masih ada yang tidak menggunakan masker, atau menggunakan masker dengan tidak benar. Bagi wisatawan yang tidak mentaati protokol kesehatan, kami memberikan pembinaan kepada mereka agar tidak mengulangi," katanya.