REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sedikitnya 40 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, mendapatkan pelatihan Program Pertanian Terpadu dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG). Para peserta pelatihan Program Pertanian Terpadu tersebut merupakan pelaku UMKM sektor peternakan mitra binaan PT SIG di wilayah Rembang.
Dalam pelatihan yang digelar selama dua hari di Auditorium Fave Hotel Rembang tersebut, mereka mendapatkan program pelatihan cara budidaya sapi, domba dan ayam. "Para peserta juga mendapatkan pelatihan mengenai cara pengolahan limbah ternak menjadi biogas sebagai sumber energi alternatif," ungkap General Manager of CSR SIG, Edy Saraya, Kamis (15/4).
Menurutnya, kegiatan pelatihan ini merupakan wujud kontribusi SIG bagi masyarakat dalam upaya mendorong peningkatan ekonomi, terutama masyarakat sekitar perusahaan. Melalui pelatihan ini, SIG berharap para pelaku UMKM dapat meningkatkan kualitas produk, lebih kreatif, serta terus berinovasi demi menjaga kelangsungan usahanya terutama di masa pandemi Covid-19.
Edy juga menyampaikan, selain pelatihan Program Pertanian Terpadu kepada mitra binaan di Rembang, SIG jiga memberikan pelatihan ketrampilan menjahit pakaian wanita dan anak- anak di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Kegiatan ini sebagai upaya peningkatan produktivitas bagi para pelaku UMKM yang berada di sekitar wilayah operasional perseroan.
Pelatihan menjahit pakaian wanita dan anak, diikuti oleh 16 ibu rumah tangga dan anggota PKK Kelurahan Singosari, Gresik. "Pelatihan yang diberikan di antaranya metode teori, demonstrasi, dan praktik menjahit. Selain itu, SIG juga memberikan 16 mesin jahit tipe 23 pola jahitan kepada para peserta," tambahnya.
Salah seorang peserta pelatihan di Kabupaten Rembang, Syamsudin mengungkapkan, Rembang memiliki potensi besar dalam hal peternakan, karena didukung oleh potensi alam yang baik. Karena itu, ia menyambut baik pelatihan Program Pertanian Terpadu yang diberikan oleh SIG kepada warga.
"Pelatihan ini, kian mendukung upaya peternak dalam memaksimalkan potensi usahanya," kata peserta asal Desa Lodan Kulon, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang tersebut.
Menurutnya, banyak ilmu yang kami dapat, di antaranya bagaimana membuat pakan ternak alternatif, mampu merawat hewan ternak yang baik, serta bagaimana mengolah kotoran ternak menjadi kompos yang ternyata dapat menambah penghasilan para peternak.
"Semoga dengan adanya pelatihan ini ke depan pengelolaan ternak hewan akan menjadi lebih produktif,” ujar Syamsuddin.