Kamis 15 Apr 2021 22:07 WIB

Dinkes Kediri Uji Sampel Takjil Dijual Pedagang Musiman

Para pedagang tidak menambahkan bahan berbahaya di takjil yang mereka jual.

Dinkes Kediri Uji Sampel Takjil Dijual Pedagang Musiman (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Dinkes Kediri Uji Sampel Takjil Dijual Pedagang Musiman (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI -- Dinas Kesehatan Kota Kediri, Jawa Timur, bekerja sama dengan Loka Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Kabupaten Kediri mengadakan uji sampel takjil yang dijual para pedagang musiman, sebagai antisipasi peredaran makanan dengan bahan berbahaya.

"Kami memastikan takjil yang dijual pedagang ini mengandung bahan berbahaya atau tidak," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri Fauzan Adima di Kediri, Kamis (15/4).

Ia mengatakan dalam inspeksi itu melibatkan Loka POM Kabupaten Kediri (Kantor BPOM di Kabupaten Kediri) yang tugasnya juga memantau keamanan makanan.

Ia menjelaskan sampel takjil yang dijualpara pedagang itu dibeli lalu dilakukan pemeriksaan kandungan pada makanan.Ia menambahkan sampel diambil karena pedagang pun terkadang tidak tahu bahwa bahan yang mereka gunakan itu mengandung bahan berbahaya.

Untuk itu, katanya, uji sampel itu penting dilakukan demi keselamatan konsumen, sedangkan melalui kegiatan itu pembeli dan pedagang pun aman.Beberapa yang diuji antara lain roti bolu kukus, tahu bakso, sate usus, mi goreng, kolang kaling, ikan asin, dan berbagai sampel makanan yang dijual para pedagang.

Sampel diambil dari pedagang yang berjualan di sepanjang Jalan Hayam Wuruk Kota Kediri, sedangkan hasil pemeriksaan menunjukkannegatif dari bahan berbahaya. "Dari hasil pemeriksaan dipastikan sampel yang kami ambil negatif boraks, rhodamin (rhodamin B), dan formalin," ujar dia.

Ia mengatakan kegiatan serupa dilakukan namun dengan jadwal tidak pasti. Hal itu juga mempertimbangkan agar inspeksi benar-benar memastikan bahwa takjil jualan pedagang aman dari bahan berbahaya. Terkait dengan protokol kesehatan, Fauzan mengatakan pemerintah kota setempat memang mengizinkan warga berjualan di "pasar kaget", namun dengan syarat mematuhi aturan yang berlaku, dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

Para pedagang harus mengenakan masker, menjaga jarak 2-3 meter dari pedagang lainnya, serta menyediakan tempat cuci tangan. Dari hasil pemantauan, para pedagang juga mematuhi aturan yang berlaku tersebut, sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19.

Para pedagang di Jalan Hayam Wuruk Kota Kediri juga menegaskan bahwa bahan yang digunakan untuk jualan aman dari kandungan bahan berbahaya. Para pedagang tidak menambahkan bahan berbahaya di takjil yang mereka jual.

"Kalau merah dari mutiara ini asli, karena mutiara warnanya sudah merah. Jadi, bahan yang saya jual pun juga aman," kata Ana, salah seorang pedagang di pasar tersebut.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement